Jakarta, 30/7 (ANTARA News) - Koordinator Wilayah Asia Pasifik International Transport Workers Federation (ITF), Hanafi Rustandi mengatakan, pilot harus dihargai secara internasional dan tidak bisa dibandingkan dengan kondisi suatu negara.
Hanafi Rustandi ketika dihubungi dari Jakarta, Sabtu mengatakan, selayaknya penggunaan (perekrutan) pilot asing dirundingkan terlebih dahulu dengan Asosiasi Pilot Garuda.
Dia juga menyayangkan ucapan direksi Garuda yang terkesan melecehkan harga diri bangsa dan profesi pilot. Kesannya, pilot bisa diganti kapan saja, padahal mereka yang menjadi bagian terpenting dari bisnis transportasi tersebut.
Pilot Garuda melakukan aksi mogok pada 28 Juli lalu dengan sejumlah alasan, diantaranya, perekrutan pilot asing, perbedaan upah, rendahnya komunikasi antara manajemen dengan asosiasi pilot hingga belum ditandatangani Perjanjian Kerja Bersama sejak 2009.
Ketika ditanya mengapa pilot Garuda memilih mogok dan merugikan penumpang, Hanafi mengatakan, biasanya aksi mogok adalah pilihan terakhir setelah pekerja habis kesabaran dan aksi itu dibenarkan oleh undang-undang.
"ITF mendukung penuh kesetaraan dalam upah dan perbaikan kesejahteraan yang diperjuangkan pilot, juga unsur pekerja lain di Garuda," kata Hanafi yang saat dihubungi berada di Miami, Amerika Serikat.
Terkait belum ditantanganinya Perjanjian Kerja Bersama karyawan dengan manajemen Garuda, Hanafi mengatakan, perjanjian kerja itu adalah "buku suci" pengusaha dan pekerja.
"Bagaimana hubungan industri bisa baik dan damai dan keamanan penerbangan terjamin kalau manajemen tidak menghargai kesetaraan," kata Hanafi.
Dia juga mengingatkan bawah Garuda bukan sekadar institusi bisnis semata, tetapi sebuah Badan Usaha Milik Negara yang harus memperhatikan kesejahteraan pekerjanya yang juga menjadi pemangku kepentingan di perusahaan itu.
"Manajemen Garuda harus paham bahwa mereka mengelola perusahaan negara yang juga dibiayai uang rakyat," katanya.
Presiden Asosiasi Pilot Garuda Capt Stephanus kepada media mengatakan, penggunaaan pilot asing dan ketidakadilan gaji adalah dampak dari Program Quantum Leap yang dicanangkan oleh manajemen tanpa mempertimbangkan kesiapan sumber daya manusianya.
Aksi mogok dihentikan setelah Menneg BUMN Mustafa Abubakar datang ke Bandara Soetta dan ke kantor Garuda serta mempertemukan pihak manajemen dengan Asosiasi Pilot Garuda.
Dalam pertemuan singkat disepakati aksi mogok dihentikan lewat tengah hari dan permintaan asosiasi pilot akan dibicarakan di bulan Ramadhan ini. (E007)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011