Ankara (ANTARA News/AFP) - Kepala staf militer Turki dan seluruh komando militernya mundur akibat perselisihan dengan pemerintah soal promosi bagi para jenderal yang ditahan karena yang diduga komplotan anti-pemerintah, menurut laporan media, Jumat.
Jenderal Isik Kosaner mundur setelah beberapa pertemuan dalam beberapa hari belakangan ini dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, sebelum pertemuan pada awal Agustus dari komando tinggi militer yang akan memutuskan mengenai promosi bagi para perwira senior negara itu.
Seperti halnya Kosaner, komandan angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut juga mundur, NTV dan CNN Turki melaporkan, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di Turki, negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pemerintah Turki sekarang ini menahan 43 perwira, sebagai bagian dari penyelidikan terhadap yang diduga komplotan untuk menjatuhkan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), cabang moderat dari gerakan Islam yang dilarang, yang kini berkuasa di negara itu.
Beberapa dari para perwira senior yang ditahan itu telah pensiun.
Tapi beberapa pejabat senior dalam militer telah berupaya agar para perwira yang masih berdinas dipromosikan, meskipun mereka dalam tahanan.
Pemerintah bersikeras bahwa mereka akan dipaksa untuk pensiun.
Sekarang sejumlah anggota komando tinggi yang mundur Jumat mendapati diri mereka diminta untuk pensiun dini, kantor berita Anatolia melaporkan.
Pengunduran diri massal yang dramatis itu memiliki gaung khusus di Turki, yang kudeta militernya yang acap kali terjadi diikuti periode represi pada 1960, 1971 dan 1980.
Pada 1967, kampanye yang dipimpin militer, yang sejak awal menganggap diri mereka sebagai pengawal sekularisme Turki, telah mamaksa pengunduran diri pemerintah yang dipimpin partai Islam pertama di negara sekutu Amerika Serikat itu.
Partai berakar Islam AKP yang kini memerintah Turki, negara sekuler yang sebagian besar penduduknya Muslim, telah berkuasa sejak 2002.
(Uu.S008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011