Oslo (ANTARA News/AFP) - Jumlah kematian akibat dua serangan di Oslo naik menjadi 77, Jumat, setelah polisi menerbitkan daftar baru nama korban.
Polisi, yang sebelumnya hanya mengumumkan nama 46 korban yang telah diidentifikasi secara resmi, menerbitkan 31 nama lagi, sehingga jumlah seluruh korban tewas menjadi 77.
Menurut daftar baru itu, serangan bom mobil pada Jumat lalu menewaskan delapan orang di pusat kota Oslo, sementara 69 orang lagi tewas selama penembakan di pulau Utoeya, sekitar 40 kilometer di luar ibu kota Norwegia tersebut. Angka kematian yang diumumkan sebelumnya dalam penembakan itu adalah 68.
Jumat, polisi mengatakan, mereka menghentikan pencarian korban dalam penembakan itu.
Ketika dihubungi AFP, polisi tidak bisa menjelaskan mengapa angka korban terbaru berbeda dari jumlah kematian yang diumumkan sebelumnya.
Penembakan membabi-buta itu dilakukan pada saat pertemuan sekolah musim panas milik Partai Buruh berkuasa kubu Perdana Menteri Jens Stoltenberg di pulau Utoeya di luar Oslo.
Stoltenberg dijadwalkan menyampaikan pidato kepada 560 peserta yang hadir pada pertemuan itu.
Beberapa saat sebelumnya, ledakan bom berkekuatan besar mengguncang perkantoran pemerintah pusat di Oslo yang mencakup kantor perdana menteri dan kementerian-kementerian.
Stoltenberg aman dan tidak ada laporan mengenai pejabat tinggi pemerintah yang tewas atau cedera.
Ledakan itu menghancurkan sebagian besar jendela di bangunan pemerintah pusat 17 lantai itu, mengirim asap tebal di kota tersebut dan menyebarkan puing-puing logam dan sampah lain hingga ratusan meter.
Norwegia, negara anggota NATO, beberapa kali diancam oleh para pemimpin Al-Qaida karena keterlibatannya di Afghanistan. Kekerasan politik sejauh ini tidak terjadi di negara itu, yang terkenal karena mensponsori Hadiah Nobel Perdamaian dan menengahi konflik-konflik, termasuk Timur Tengah dan Sri Lanka.
Norwegia juga mengambil bagian dalam pemboman pasukan NATO di Libya, dimana Muammar Gaddafi telah mengancam akan melakukan serangan balasan ke Eropa.(*)
(Uu.M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011