Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta kepada warga di provinsi ini agar mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, tanggal 9-15 Februari 2022.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Kendari Sugeng Widarko dalam keterangan tertulisnya diterima di Kendari, Rabu mengatakan, berdasarkan pantauan pergerakan angin dari barat laut hingga timur laut memasuki Perairan Banggai hingga laut banda timur Sulawesi Tenggara dengan lebih dari 20 knot.
"Berdasarkan kondisi tersebut BMKG Sultra memprakirakan dalam tujuh hari ke depan potensi cuaca ekstrem, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi," katanya.
Baca juga: Bambang Soesatyo: BPBD siaga hadapi potensi gangguan alam ekstrim
Dia menjelaskan, Sultra merupakan provinsi yang mempunyai wilayah daratan dan kepulauan, terletak di antara Teluk Bone pada bagian barat, laut banda pada bagian timur, dan laut Flores pada bagian selatan dimana posisi tersebut berdampak terhadap dinamika atmosfer yang bervariasi.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG Sulawesi Tenggara mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di sebagian wilayah kabupaten/kota se-Sultra.
Baca juga: Wagub Papua Barat imbau warga waspadai cuaca ekstrem
Kondisi tersebut dipicu peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) dan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.
Bersamaan dengan itu, massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah Sulawesi Tenggara sampai lapisan 700 mb mencapai 70 - 90 persen, indeks labilitas ringan sampai sedang dan pola konvektif skala lokal di wilayah Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Pemudik diminta waspadai cuaca esktrem
Selain itu, hangatnya suhu muka laut di wilayah sekitar Sulawesi Tenggara terutama bagian perairan Baubau, Wakatobi dan Laut Banda, sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan cukup tinggi di wilayah Sultra.
Sugeng menyebut beberapa wilayah di Sultra berpotensi terjadi cuaca ekstrem pertama pada 9 Februari 2022 di wilayah Kabupaten Buton, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka Utara, Buton Selatan, Kota Kendari, dan Kota Baubau.
Baca juga: Cuaca esktrem, BPBD Papua ingatkan warga waspada banjir dan longsor
Pada 10 Februari 2022 berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Buton Tengah, Muna, Konawe Selatan, Kolaka Timur, Buton Utara dan Buton. Lalu pada 11 Februari 2022 di wilayah Kabupaten Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan, Konawe dan Kota Kendari.
Selanjutnya pada 12 Februari 2022 berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Kolaka Utara, Kolaka,Konawe Selatan, Konawe, Konawe Utara, Buton, Buton Selatan, Wakatobi, Bombana, dan Kota Baubau. Pada 13 Februari di wilayah Kabupaten Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Konawe Utara, Wakatobi, Kolaka Utara. Buton, Buton Selatan, Buton Utara, Kota Kendari dan Kota Baubau.
Kemudian pada 14 Februari di wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Bombana dan Konawe. Serta pada 15 Februari di wilayah Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan dan Kota Kendari.
"Potensi cuaca berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 15 knot sehingga berpotensi gelombang dengan tinggi gelombang 1,25– 2,5 meter (kategori gelombang sedang) terjadi di wilayah perairan Banggai bagian Utara dan Selatan.
Baca juga: BMKG prediksi hujan esktrem di Jatim dan sejumlah daerah lainnya
BMKG Sultra mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada khususnya dampak dari curah hujan tinggi yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
"Harap diperhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran dan dimohon masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi (Perairan Manui Kendari dan Laut Banda Timur Sultra) agar tetap selalu waspada," tutur Sugeng.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat agar tetap memperbarui informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022