Jakarta (ANTARA News) - Tiket untuk menonton Harry Potter and The Deathly Hollows Part 2 di sejumlah bioskop XXI dua hari ke depan habis dipesan karena tingginya minat menonton film ini.
Manajer Bioskop Kelapa Gading XXI Pak Dasuki di Jakarta, Jumat, mengatakan, tiket sudah dipesan sejak kemarin dan hari ini sehingga untuk menonton Harry Potter 2 harus rela menunggu setelah dua hari kemudian.
Di Kelapa Gading XXI, Harry Potter diputar di enam bioskop sekaligus begitu juga di Epicentrum, seluruh theaternya diisi dengan Harry Potter dan tidak berdampingan dengan Film Lain.
Manajer bioskop Epicsentrum Kuningan, Somali, mengatakan bahwa semua theater selama beberapa hari ke depan akan memutar Harry Potter dan tiket sudah habis dipesan sejak beberapa hari yang lalu. Tiket untuk pertunjukan dua hari ke depan juga sudah habis.
Kondisi yang sama juga terjadi di bioskop EX XXI. Tiketnya dipesan oleh instansi dan perusahaan yang menyewa satu theater untuk nonton bareng sequel terakhir Harry Potter itu.
Manager bioskop EX XXI Rohadi mengatakan beberapa lembaga dan kelompok usaha memesan satu theatre untuk acara nonton bareng Harry Potter 2 dan mereka sudah memesan jauh-jauh hari.
Di sejumlah bioskop terlihat antrian panjang pembeli tiket untuk menonton film tentang konflik di sekolah sihir itu.
Parapenonton mengaku sama sekali tak mengeluhkan meski harus antri panjang karena film ini memang sangat ditunggu-tunggu.
"Ya, ga masalah sih. Mau gimana lagi? Ini saja saya pesan sekarang besok baru bisa nonton," kata Lia, salah seorang calon penonton yang sedang mengantri tiket. Dia menduga antrian terjadi karena antusias penonton yang haus akan film hollywood.
Dalam beberapa bulan terakhir film berkualitas dari holywood tidak masuk ke Indonesia karena suatu dan lain hal.
Rico, mahasiswa, mengaku sampai absen dari kuliahnya untuk mengantri tiket Harry Potter.
"Sekali-kali lah. Ini juga dapatnya sore pukul 16.00 WIB, padahal ngantri pukul 11.00 WIB," kata Rico yang mengantre tiket sebelum bioskop dibuka.(*)
(ANT-272*E007/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011