Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin, meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih tegas dalam memberantas korupsi agar kasus tersebut tidak menjadi bom waktu.
"Saya berpendapat hal-hal seperti ini harus dituntaskan oleh Presiden SBY karena kalau tidak bisa menjadi bom waktu dan menjadi dosa warisan," katanya di Jakarta, Rabu.
Ia menilai, pemerintah saat ini setengah hati dalam memberantas korupsi. Presiden sering mengucapkan untuk memberantas korupsi bahkan akan memimpin di depan, namun realisasi tindakannya tidak ada.
Akibatnya, jaringan korupsi semakin luas, dan menjadi penyakit yang semakin akut. "Tidak hanya di eksekutif, yudikatif dan legislatif, tetapi juga hingga partai penguasa," katanya.
Untuk itu, ia menilai, ketegasan kepeminpinan dalam pemberantasn korupsi di perlukan. Presiden, menurut dia, tidak bisa lagi hanya mengucapkan, namun juga mengambil tindakan tegas.
Kata-kata semacam "Saya akan memberantas korupsi, memimpin sendiri di depan," menurut dia, tidak ada realisasi. "Demikian juga ucapan yang lemah lembut, `kembalilah pulang- kembalilah pulang, wahai Nazaruddin`, ini tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.
Presiden menurut dia, perlu mengubah gaya kepemimpinan dan harus melakukan tindakan radikal dan berani untuk memberantas korupsi yang semakin lama semakin menggurita diantranya dengan memecat para pembatunya yang terindikasi korupsi.
"Ini sungguh menjadi masalah serius bagi bangsa, hanya bisa kalau Presiden sebagai panglima tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini melakukan big bang, ledakan dahsyat," katanya.
Apabila tindakan tegas tidak diberlakukan, Din khawatir dalam tiga tahun ke depan, korupsi akan semakin merajalela sehingga amanat reformasi terabaikan.
"Saya khawatir rakyat yang melakukan big bang, inikan berbahaya," katanya menambahkan.
(T.M041//B013)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011