Bogor (ANTARA News) - Hujan lebat yang terus mendera dan medan yang terjal menyebabkan proses mencari korban longsor di Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), hingga Sabtu malam dihentikan.
"Hujan dan kondisi medan yang terjal serta lokasinya yang di dekat sungai sangat membahayakan tim evakuasi bila dilanjutkan, sehingga pada pukul 18:00 WIB tadi untuk sementara kita hentikan," kata Danramil 05 Gunung Putri, Kapten (Inf) Wibowo, saat dihubungi ANTARA, Sabtu malam.
Dalam bencana longsor yang terjadi pada hari Jumat (27/1) pukul 06:30 WIB, seorang penggali pasir bernama Soni (57) tewas tertimbun longsoran.
Kronologisnya, sebelum longsor terjadi, hujan deras melanda semalaman sehingga membuat tebing yang disebut warga sebagai "Gawir Odol" itu mengalami pengikisan.
Menurut sejawat korban yang bernama Entong (61), pada Jumat pagi itu, seperti biasanya bila hari tidak hujan, korban Soni dan dirinya melakukan aktivitas keseharian menggali pasir di kawasan tebing tersebut.
Setelah menggali pasir, korban Soni sempat melihat ada pohon petai yang sudah berbuah cukup banyak, yang letaknya tidak jauh dari tempat penggalian pasir. Sebenarnya, kata Entong, ia sudah melarang korban agar tak usah mengambil buah petai karena khawatir terjadi longsor dari tebing dimaksud, sayangnya saran itu tidak digubris.
Benar saja, tak lama kemudian Entong melihat tanah dari tebing itu mulai longsor, dan ia sempat berteriak agar korban untuk menghindar. Namun, teriakan itu tidak berhasil karena longsoran tanah langsung menimpa korban dan menguburnya hidup-hidup.
Menurut Kapten (Inf) Wibowo, sulitnya medan --yang ditambah dengan minimnya peralatan--membuat evakuasi mencari korban semakin sulit, disamping kondisi cuaca yang tidak bersahabat karena hujan terus-menerus mengguyur lokasi.
"Evakuasi hanya dilakukan secara manual, ditambah bantuan alat penyemprot air milik Semen Cibinong," katanya sambil menambahkan bahwa perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, ternyata hingga proses evakuasi hari kedua masih minim.
Ia menjelaskan, peralatan berat tidak memungkinkan dipakai dalam proses evakuasi tersebut, karena selain terjal juga lokasinya berdekatan dengan sungai. "Kalau dipakai alat-alat berat, malahan tim penolong bisa terkubur karena sangat rawan longsor susulan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006