Kondisi panas gerah ini akan bertahan di suatu wilayah tertentu yang memiliki sumber titik api atau kebakaran hutan dan lahan di atas sepuluh hektare.
Dumai (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Riau di Pekanbaru memprediksi memasuki Ramadhan hingga Idul Fitri 1432 Hijriah dipenghujung Agustus 2011 sebagian besar wilayah Sumatra masih akan dilanda kemarau.

"Kita prediksi kemarau atau musim panas baru akan berakhir pada September (2011). Meski musim kemarau, kemungkinan hujan masih tetap ada hingga dapat menormalisir suhu udara di Sumatra khususnya Riau," kata Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau, Selamet Riyadi, melalui sambungan telepon, Jumat.

Suhu udara normal untuk sebagian besar wilayah Sumatra menurut Selamet berada dikisaran 32 sampai 34 derajat celsius.

"Jadi kita harapkan pada bulan puasa masyarakat tidak melakukan aktivitas bakar membakar terutama untuk lahan yang luasannya cukup besar," ujarnya.

Selamet menerangkan, pembakaran atau kebakaran hutan atau lahan dengan luasan lebih dari sepuluh hektare akan dapat menyebabkan peningkatan suhu udara hingga melampaui batas normal.

Selain itu, kata dia, kebakaran hutan dan lahan juga akan menyebabkan tingginya tingkat polutan akibat kabut asap yang terkungkung di lapisan udara bawah atau ketinggian kurang dari satu kilometer sehingga ruang udara terasa gerah.

"Kondisi panas gerah ini akan bertahan di suatu wilayah tertentu yang memiliki sumber titik api atau kebakaran hutan dan lahan di atas sepuluh hektare," jelasnya.

Dari "kaca mata" satelit cuaca yang diuraikan Selamet, hingga satu minggu ke depan sebagian wilayah Sumatra khususnya Riau masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yakni di 0,1-5,0 milimeter per jam atau 5-20 milimeter per hari.

"Peluang hujan untuk wilayah Riau terkosentrasi di Riau bagian Utara dan Selatan dengan persentase kemungkinan turun sore atau malam hari," kata Selamet.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011