Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Serangan-serangan bom dan penembakan Taliban terhadap bangunan pemerintah dan pangkalan milisi di provinsi Uruzgan, Afghanistan selatan, Kamis, menewaskan 21 orang, termasuk seorang wartawan lokal BBC.
Pertempuran lima jam terjadi setelah gerilyawan meledakkan sebuah bom mobil di luar kantor wakil gubernur provinsi dekat rumah sakit utama di Trinkot, ibu kota Uruzgan, kata seorang juru bicara pemerintah provinsi itu kepada AFP.
Orang-orang bersenjata juga menyerang pangkalan komandan milisi berdekatan yang melakukan pengamanan untuk konvoi NATO. Serangan itu diluncurkan dari sebuah kantor radio dan televisi dimana wartawan BBC yang berusia 25 tahun, Ahmed Omed Khpulwak, dibunuh.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, tujuh penyerang bunuh diri menyerbu lokasi-lokasi berbeda di Trinkot dan sebuah bom sepeda motor diledakkan dengan alat pengendali jarak jauh di luar kantor polisi.
Serangan itu merupakan yang paling mematikan dalam waktu lebih dari sebulan dan dilakukan pada masa kritis dalam perang hampir 10 tahun ketika ribuan prajurit AS bersiap-siap pulang dan negara-negara Barat mengumumkan akan melakukan penarikan terbatas.
Seluruh pasukan tempur asing akan meninggalkan Afghanistan pada akhir 2014 dan pekan lalu kendali keamanan diserahkan oleh NATO kepada pasukan Afghanistan di tujuh wilayah negara itu.
"Akibat dari serangan-serangan biadab yang dilakukan musuh-musuh Afghanistan ini, 21 orang yang mencakup tiga polisi mati syahid, 38 orang terluka, termasuk tiga polisi," kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Taliban Qari Yousuf Ahmadi mengatakan kepada AFP, para penyerang itu berasal dari kelompok tersebut, namun ia membantah pembunuhan wartawan itu dengan mengatakan, polisi bertanggung jawab atas kematian personel BBC tersebut.
Serangan-serangan itu merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang dikobarkan Taliban akhir-akhir ini.
Sehari sebelumnya, Rabu, Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan wali kota Kandahar Ghulam Haidar Hameedi, seorang sekutu Presiden Hamid Karzai.
Pembunuhan Hameedi itu dilakukan dua pekan setelah Ahmed Wali Karzai (49), saudara tiri Presiden Hamid Karzai yang berpengaruh, ditembak mati di kota itu.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011