Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk hingga triwulan kedua tahun ini telah menyalurkan kredit Rp26,6 triliun, tumbuh 24,03 persen dibanding periode sama tahun lalu yang merealisasikan Rp21,45 triliun.

Direktur Utama Bank Jabar dan Banten (Bank BJB) Bien Subiantoro mengaku optimistis outstanding penyaluran kredit bisa tembus Rp30 triliun per akhir tahun ini.

"Kami memroyeksikan kredit sepanjang tahun ini bisa tumbuh antara 22-27 persen. Artinya, outstanding di akhir tahun bisa tembus Rp30 triliun," katanya disela analyst meeting di Jakarta baru-baru ini.

Dia mengatakan, salah satu strategi menggenjot penyaluran pinjaman ialah dengan membuat sentra kredit di sejumlah cabang agar lebih fokus sekaligus meminimalisasi risiko.

Pendirian sentra kredit tersebut saat ini masih dalam proses pemetaan, termasuk memilih cabang mana saja yang akan memiliki sentra kredit.

Sentra-sentra kredit itu nantinya akan menyalurkan pinjaman-pinjaman konsumer, seperti kredit pemilikan rumah (KPR), dan pinjaman produktif berupa kredit bagi usaha mikro kecil menengah serta koperasi.

"Sejauh ini rasio kredit terhadap simpanan (NPL) pinjaman konsumer cukup terkendali, namun pertumbuhannya sudah melandai. Oleh karenanya, kami memilih mengintensifkan KPR karena selama ini belum tergarap secara maksimal," jelas Bien.

Bien mengatakan rencana mengintensifkan KPR merupakan upaya diversifikasi pinjaman konsumer yang selama ini lebih banyak untuk pegawai negeri sipil (PNS).

Di sisi lain, kata dia, penyaluran kredit untuk korporasi prospeknya masih terhitung cerah. Bank BJB telah memberikan kredit korporasi antara lain untuk Adira Finance senilai Rp250 miliar, PT Telkom Tbk senilai Rp250 miliar, dan Permodalan Nasional Madani senilai Rp200 miliar.

"Debitur-debitur tersebut sejauh ini terlihat cukup baik, misalnya dilihat dari NPL nya," katanya.

Pada triwulan kedua tahun ini, Bank BJB membukukan laba sebelum pajak Rp728,64 miliar, naik 0,04 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp728,35 miliar.

Total asetnya tumbuh 22,58 persen dari Rp40,23 triliun menjadi Rp49,32 triliun.

"Kami memroyeksikan perolehan laba sebelum pajak tahun ini bisa tumbuh konsisten. Tidak ada biaya mengejutkan yang dikeluarkan pada tiga bulan pertama tahun ini, sehingga laba masih bisa naik," kata Bien optimistis.

(S026/B010)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011