New York (ANTARA) - Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat oleh saham Apple dan Microsoft, sementara lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkatkan saham perbankan menjelang pengumuman data inflasi utama minggu ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 1,06 persen atau 371,65 poin, menjadi menetap di 35.462,78 poin. Indeks S&P 500 menguat 0,84 persen atau 37,67 poin, menjadi berakhir di 4.521,52 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 1,28 persen atau 178,79 poin menjadi ditutup di 14.194,46 poin.
Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi membalikkan kerugian awal dan naik di bagian akhir sesi, dengan Amazon.com Inc terangkat 2,2 persen, serta Apple dan Microsoft keduanya naik lebih dari 1,0 persen.
Indeks perbankan S&P 500 menguat 1,9 persen setelah imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai level tertinggi sejak November 2019, di tengah meningkatnya ekspektasi Federal Reserve AS akan mulai mengetatkan kebijakan moneter.
Saham Bank of America Corp, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo semuanya naik lebih dari 1,0 persen.
Indeks sektor energi S&P 500 merosot 2,1 persen karena investor khawatir dimulainya kembali pembicaraan tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran dapat menghidupkan kembali perjanjian nuklir internasional dan memungkinkan lebih banyak ekspor minyak dari produsen OPEC tersebut.
Komentar optimis dari Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai krisis Ukraina juga mengurangi harga minyak dan mengurangi kecemasan di Wall Street, kata Scott Ladner, kepala investasi di perusahaan manajemen kekayaan Horizon Investments yang berbasis di Charlotte.
"Kenaikan hari ini mungkin karena beberapa berita utama Macron, tetapi itu juga hanya pengakuan dari fakta bahwa ekonomi berada dalam kondisi yang cukup baik, dan kami mungkin sedikit berlebihan ke sisi negatifnya," kata Ladner.
Dengan kenaikan Selasa (8/2/2022), indeks S&P 500 tetap turun sekitar 5,0 persen sepanjang tahun ini, sementara Nasdaq telah kehilangan sekitar 9,0 persen.
Data harga konsumen AS, yang akan dirilis pada Kamis (10/2/2022), diperkirakan berada pada level tertinggi empat dekade di 7,3 persen. Angka-angka tersebut mengikuti data tenaga kerja AS yang kuat pekan lalu yang menambah kekhawatiran investor bahwa Fed akan memperketat suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
Kekhawatiran seputar pengetatan kebijakan agresif oleh bank sentral AS, ketegangan geopolitik di Ukraina dan hasil beragam dari Big Tech telah membebani indeks utama AS sejak awal tahun.
Laporan laba beragam pada Selasa (8/2/2022), dengan Pfizer Inc turun setelah perkiraan penjualan setahun penuh pembuat obat untuk vaksin COVID-19 dan pil antivirusnya jauh dari perkiraan.
Saham Amgen Inc melonjak hampir 8,0 persen setelah perusahaan mengumumkan pembelian kembali hingga 6 miliar dolar AS dan memperkirakan laba akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030.
Pemilik Facebook, Meta Platforms jatuh 2,1 persen setelah investor miliarder Peter Thiel memutuskan untuk mundur dari dewan perusahaan, mendorong kerugian hari keempat dalam sahamnya setelah perkiraan suram minggu lalu menghapus miliaran dolar nilai pasarnya.
Peloton Interactive Inc melonjak 25 persen, meskipun memangkas perkiraan pendapatannya karena pembuat sepeda olahraga itu mengatakan akan mengganti kepala eksekutifnya dan memotong pekerjaan dalam upaya untuk menghidupkan kembali penjualan yang lesu.
Baca juga: Wall Street berakhir beragam, Indeks Dow Jones hanya naik 1,39 poin
Baca juga: Wall Street berakhir bervariasi, indeks Nasdaq melonjak 219,19 poin
Baca juga: Saham Amazon melonjak, Jeff Bezos untung 20 miliar dolar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022