Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 secara yoy di bawah 4 persen dengan asumsi lonjakan kasus COVID-19 varian omicron berlangsung lebih dari sebulan.
Perkiraan tersebut didasari pula Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Bali yang kembali diaktifkan pemerintah.
“Jadi, dampaknya terhadap ekonomi terutama pada daerah-daerah yang paling besar sumbangannya terhadap ekonomi nasional, yakni Jabodetabek, DIY, dan Bali, akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi terutama di kuartal I-2022,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Selasa.
Adanya PPKM level 3 dinilai juga akan membuat pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal I-2022 mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan kuartal IV-2021.
Meskipun begitu, kalau dibandingkan konsumsi rumah tangga kuartal I-2021 yang berada di angka minus 2,23 persen, Faisal menganggap di kuartal pertama tahun ini bisa jadi lebih baik.
Mengenai Produk Domestik Bruto (PDB) terutama di kuartal I-2022, diperkirakan masih positif secara yoy disebabkan ada beberapa faktor.
“Pertama, kita melihat dari sisi varian omicron yang tingkat fatility-nya (kematian) dan tidak sebesar dibandingkan dengan varian Delta. Masyarakat juga sudah lebih bisa beradaptasi dibandingkan pada saat awal-awal pandemi (COVID-19),” kata Faisal.
Selain itu, faktor lainnya ialah peningkatan jumlah vaksinasi yang sudah lebih luas dibandingkan tahun lalu.
“Kita harus tetap memang harus mewaspadai kalau omicron berlangsung panjang, (karena) tetap akan besar juga nanti pengaruhnya terhadap ekonomi, ” ucapnya.
Dalam jangka pendek, lanjut Faisal, pengetatan PPKM memang menahan laju pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain dapat menyelamatkan ekonomi jika pandemi berhasil dikendalikan dengan catatan PPKM berjalan efektif.
Baca juga: Pemerintah gencarkan insentif fiskal guna dorong ekonomi triwulan I
Baca juga: Indef: Kebijakan PEN 2021 naikkan pertumbuhan ekonomi 1,36 persen
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022