Beberapa aktivis di Provinsi Timur yang menghasilkan minyak, tempat minoritas Syiah Arab Saudi tinggal, mengatakan pemerintah telah menahan puluhan demonstran Syiah dalam empat bulan terakhir setelah mereka mengadakan demonstrasi kecil, meminta lebih banyak hak.
"Sebagian besar mereka meminta hak asasi manusia lebih banyak ... Mereka juga memprotes terhadap keterlibatan Arab Saudi di Bahrain," kata Fouad Ali, aktivis di Provinsi Timur.
"Mereka telah membebaskan 44 dari mereka pagi ini. Masih ada 28 orang tinggal di penjara Damman, 10 di penjara Khobar dan 11 di pos polisi Dammam," kata Ali, yang terlibat dalam upaya pembebasan itu.
Seorang juru bicara di kementerian dalam negeri mengatakan ia tidak dapat mengomentari dengan segera.
Arab Saudi, pengekspor utama minyak dunia dan sekutu besar Amerika Seikat, adalah monarki absolut yang tidak mentoleransi perbedaan pendapat. Negara itu tidak pernah menyaksikan demonstrasi seperti yang telah mengguncang sejumlah negara Arab lainnya dalam beberapa bulan terakhir.
Hampir tidak ada warga Saudi yang menjawab seruan demonstrasi di jejaring sosial Facebook pada 11 Maret lalu, di tengah kehadiran besar keamanan di kota-kota penting negara itu.
Minoritas Syiah Arab Saudi tinggal sebagian besar di Provinsi Timur, yang memiliki banyak kekayaan minyak negara itu. Masyarakat Syiah di Arab Saudi telah lama mengeluhkan diskriminasi, klaim yang pemerintah bantah. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011