Yogyakarta (ANTARA News) - Empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menciptakan sepatu bagi penderita diabetes melitus, sehingga memudahkan penderita penyakit kencing manis itu melakukan aktivitas sehari-hari.
"Keempat mahasiswa tersebut yaitu Vivi Leona Amelia, Erlisa Diah Pertiwi, Oktiyanto Ade Saputro, dan Arini Giska Safitri. Mereka membuat terobosan baru dalam pembuatan sepatu bagi penderita diabetes," kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Suhardjo di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, banyak penderita diabetes merasa was-was dan takut saat beraktivitas, karena khawatir terkena kerikil atau tersandung di bagian kaki sehingga terjadi luka dan semakin meluas. Hal itu memang wajar karena luka yang timbul pada penderita diabetes sulit untuk sembuh.
"Penderita diabetes memiliki risiko sebesar 29 kali terkena ulkus diabetika. Komplikasi yang berupa luka berbau pada permukaan kulit itu sering terjadi pada pasien penderita diabetes, salah satunya karena penggunaan alas kaki yang tidak tepat yang menyumbangkan 99,9 persen kasus," katanya.
Arini Giska Safitri mengatakan penderita diabetes tidak menyadari jika terjadi luka pada kaki mereka disebabkan penderita mengalami neuropati atau saraf tidak bisa merasakan bahwa terjadi sakit di bagian tersebut.
"Untuk itu, penting bagi penderita diabetes menggunakan alas kaki yang mampu melindungi penderita agar tidak terluka maupun memperlebar luka yang tidak dirasakan pasien," katanya.
Menurut dia, sepatu yang dikembangkannya itu dirancang untuk mencegah terjadinya luka maupun penambahan luka pada kaki penderita diabetes. Sepatu dibuat menggunakan bahan-bahan pilihan kualitas terbaik untuk menurunkan risiko perluasan luka di bagian kaki.
Selain mencegah perluasan luka pada kaki, sepatu itu juga dirancang untuk meningkatkan kenyamanan pemakaian pada kaki penderita diabetes dalam beraktivitas sehari-hari. Jadi, mereka tidak perlu merasa khawatir terluka saat berjalan kaki.
Ia mengatakan sepatu diabetes dibuat menggunakan bahan-bahan yang dikombinasikan agar mencapai kenyamanan dan kecocokan bagi kondisi kaki penderita diabetes. Bahan dasar sepatu memakai kulit sapi dan kambing kualitas terbaik.
Bahan kulit digunakan karena sesuai dengan kondisi kelembaban kaki penderita. Kaki penderita diabetes sebaiknya tidak terlalu lembab agar tidak menimbulkan bakteri dan infeksi serta bau yang tidak sedap.
Selain bahan kulit, juga ditambahkan merimes (sejenis busa kain) pada bagian dalam untuk mengurangi tingkat gesekan kaki dengan sepatu sehingga meminimalkan terjadinya lecet.
"Sepatu tersebut kami buat sesuai dengan ukuran kaki penderita diabetes. Hal itu yang menjadi salah satu keunggulan produk kami," katanya.(*)
(L.B015*H010/M008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011