Banda Aceh (ANTARA News) - Palang Merah Belgia bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) menyerahkan 17 kapal ikan senilai 900.000 Ero kepada nelayan korban tsunami yang tergabung dalam Koperasi Anak Baik di Desa Lampulo, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
"Sudah setahun rakyat Aceh berkabung dan menghormati orang-orang yang mereka cintai. Akan tetapi, di pemulaan tahun ini, sudah tiba saatnya masyarakat, khususnya nelayan, mempunyai harapan baru, kehidupan baru dan mata pencaharian baru," kata Antoine Munoz, Koordinator Proyek Palang Merah Belgia, saat peluncuran perdana satu kapal ikan di galangan kapal Desa Lampulo, Banda Aceh, Sabtu.
Ia mengatakan, "Kami datang di daerah Serambi Mekkah ini untuk membantu para nelayan agar mereka dapat hidup lebih baik."
Peluncuran perdana satu kapal ikan dari 17 unit yang sedang dalam tahap penyelesaian itu dihadiri oleh sejumlah nelayan, Sekretaris Panglima Laut, Adli Abdullah, dan pihak Dinas Perikanan dan Kelautan NAD, serta tokoh masyarakat.
Antoine Munoz mengatakan bantuan kapal ikan untuk nelayan korban tsunami itu diberikan lengkap dengan sarana alat tangkap sehingga nelayan di daerah itu tinggal mengoperasikannya.
Aktivis dalam koperasi nelayan di Belgia itu menyatakan, kapal ikan bantuan pihaknya dapat dioperasikan untuk menangkap ikan tuna yang cukup banyak di perairan Aceh, sehingga potensi ini dapat mendorong ekspor, seperti Jepang tertarik mengimpor ikan tuna dari Aceh.
Sementara itu, M. Yusuf Sulaiman selaku koordinator pembuatan kapal mengatakan, ditargetkan pada Mei 2006 semua kapal bantuan Palang Merah Belgia itu selesai dikerjakan.
"Meski ada kendala dalam pengadaan bahan baku, target penyelesaian pembuatan kapal dapat terlaksana," kata M. Yusuf Sulaiman.
Kapal bantuan untuk nelayan korban tsunami ini mutunya cukup bagus, karena dibuat dari bahan kayu pilihan. Setelah selesai dan siap dioperasikan, kapal ikan ini mampu memuat hasil tangkapan ikan dengan bobot sebesar tiga ton. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006