Lebak (ANTARA News) - Komisi X DPR-RI yang membidangi Pendidikan, Pemuda dan Olah raga, Kebudayaan dan Pariwisata serta Perpustakaan Nasional siap membantu pelaku usaha suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak untuk meningkatkan kemajuan produksi kerajinan itu.

"Kami bisa membantu memasarkan produk aneka kerajinan Baduy di galeri-galeri yang ada di Jakarta," kata Wakil Ketua Komisi X DPR-RI Rully Chairul Azwar (Fraksi Partai Golkar) saat kunjungan kerja di perkampungan suku Baduy Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rabu.

Menurut dia, produk kerajinan suku Baduy cukup bagus karena dikerjakan secara tradisional juga menggunakan bahan alami dari hasil pertanian dan perkebunan.

Selain itu juga memiliki nilai jual tinggi, namun mereka kesulitan untuk memasarkan produk tersebut.

Karena itu, kata dia, pihaknya meminta pemerintah dapat memberikan bantuan berupa penguatan modal maupun peningkatan produksi.

Saat ini, pelaku usaha Baduy dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) perlu mendapat dorongan untuk memasarkannya.

"Saya sangat tertarik aneka kerajinan Baduy, karena bahan bakunya secara alami," katanya.

Ia menyebutkan, kerajinan suku Baduy yang memiliki nilai jual di antaranya kain tenun, ikat kepala lomar, samping, golok, tas koja, minuman madu, dan pernak-pernik.

Namun, kata dia, pihaknya meminta perajin Baduy terus berkreasi dan berkarya untuk mengembangkan usahanya, sehingga bisa menyerap tenaga kerja lokal yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan.

"Saya yakin ke depan pelaku usaha Baduy bisa berkembang," katanya.

Hoeriyah, perajin Baduy Luar warga Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya memproduksi kain dan sarung menggunakan alat tradisional selama sepekan bisa diselesaikan dengan ukuran 1,5 x 2 meter.

"Kami menjual kain dan sarung antara Rp50.000 sampai Rp300.000. Itu juga tergantung kualitasnya," katanya.

Ia mengaku selama ini seringkali mendapat pembinaan dan bantuan alat-alat produksi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak.

Pembinaan dan pelatihan itu, kata dia, tentu dapat meningkatkan kualitas produksi.

"Kami bisa mengembangkan usaha kerajinan ini, berkat binaan pemerintah daerah, namun pemasaran masih kesulitan," katanya.(*)
(U.KR-MSR/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011