Malang (ANTARA) - Universitas Brawijaya (UB) menjadi perguruan tinggi terbaik pertama dengan skor paling atas pada indikator impact ranking versi Webometrics.
Ketua Pusat Pemeringkatan UB, Adharul Mutaqin dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Selasa, mengatakan indikator impact ranking UB melesat jauh dibandingkan tahun lalu.
"Tahun lalu UB ada di posisi 500-an sekarang naik di peringkat 200-an. Impact ranking berkaitan dengan jumlah personal network alamat website luar yang melakukan link ke website kita," ucapnya.
Impact ranking UB yang meningkat mengindikasikan bahwa penyebaran informasi yang dilakukan berjalan dengan baik, sehingga banyak website luar yang merujuk ke website UB atau melakukan internal link.
Baca juga: Universitas Brawijaya berencana kurangi kuota kuliah tatap muka
Baca juga: UB targetkan jadi perguruan tinggi kelas dunia di awal status PTNBH
Ketua Sistem Informasi dan Teknologi (SIT) UB, Raden Arief Setyawan menambahkan profil UB sebagai universitas paling diminati tercermin dalam banyaknya Internal link dari situs luar ke UB.
"Selain itu, kontribusi seluruh unit kerja dalam memperbaiki website serta meningkatnya jumlah kerja sama dengan pihak lain juga telah berkontribusi signifikan dalam kestabilan impact rangking UB beberapa tahun terakhir," kata pria yang akrab disapa Arief tersebut.
Sementara itu, untuk indikator Webometrics lain, yaitu opennes, UB berada di peringkat 900-an. Opennes berkaitan dengan jumlah sitasi dari top 210 penulis.
Sedangkan indikator terakhir, yaitu excellent, UB berada di peringkat 2000-an. Excellent berkaitan dengan jumlah karya ilmiah (paper) yang berada di top 10 per sitasi di masing-masing bidang ilmu yang ada di simago. Secara keseluruhan, saat ini UB berada pada peringkat 956 dunia dan berada di peringkat 3 di antara perguruan tinggi di Indonesia.
"Luaran jumlah paper UB yang termasuk top sitasi masih kalah dari 9 perguruan tinggi yang lain. Tapi, kita tetap optimistis bahwa indikator ini bisa diperbaiki, karena UB terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kuantitas dan kualitas paper," kata Adharul.*
Baca juga: UB kembangkan alat deteksi COVID-19 dan penyakit pernapasan
Baca juga: Kemenpan-RB tetapkan FTP Universitas Brawijaya sebagai zona integritas
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022