Jakarta (ANTARA News) - Mata uang dolar AS melemah terhadap mata uang regional lainnya termasuk rupiah menyusul kekawatian penyelesaian utangnya yang belum menemui jalan terang.

Nilai tukar rupiah di Rabu sore terhadap dolar AS naik 13 poin menjadi 8.487 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai 8.500.

Analis Monex Investindo Futures Johannes Ginting mengatakan, dollar AS tertekan pada hari Rabu seiring pembahasan kenaikan plafon hutang AS yang masih menemui jalan buntu.

"Pembahasan yang masih menemui jalan buntu meningkatkan kekhawatiran `default` dan mengikis daya tarik. Mata uang AS terkoreksi terhadap Franc Swiss, Yen serta dengan mata uang lainnya," kata dia.

Ia mengatakan, kegagalan untuk menaikkan plafon hutang AS sebelum tenggat waktu dua Agustus akan memukul perekonomian dan memicu aksi jual dollar AS dan mengikis statusnya sebagai mata uang safe "haven".

"Dollar AS sedang dalam masalah dan akan melemah setiap harinya sampai ada solusi. Ada kemungkinan lembaga pemeringkat S&P akan menurunkan rating hutang AS jika tidak cepat diperbaiki," kata dia.

Analis valuta asing Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, krisis yang terjadi di AS menguatkan mata uang regional lainnya termasuk mata uang dalam negeri terhadap mata uang dolar AS.

"Perdebatan antara Pemerintah AS dengan kongres terus memanas, sehingga melemahkan mata uangnya," kata dia.

Ia mengatakan, perdebatan nampaknya menuju pada titik kritis kebuntuan, tetapi pasar obligasi AS masih menunjukkan arah kenaikan harga.

"Investor tidak bereaksi secara berlebihan dengan tensi politik ini. Imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun lagi menjadi 2,95 persen pada perdagangan kemarin sebagai indikasi masih tingginya permintaan," katanya.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mata uang rupiah mengalami penguatan ke level 8.489 dibanding posisi sebelumnya di posisi 8.521.



***5***



Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011