Perusahaan rintisan di sini bisa dimulai tanpa modal besar, asalkan mampu mengelola perusahaan dengan baik serta memahami pola-pola bisnis modern dengan benar

Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Cabang Kota Bogor, Jawa Barat menyiapkan wadah yang dapat menampung hingga 1.000 perusahaan rintisan (startup) untuk saling berbagi pengalaman, bertukar pikiran, pendampingan usaha serta pelatihan.

“Perusahaan rintisan di sini bisa dimulai tanpa modal besar, asalkan mampu mengelola perusahaan dengan baik serta memahami pola-pola bisnis modern dengan benar. Sehingga usaha atau jasa apapun, asalkan paham cara menjalankannya, maka akan berpotensi menyerap banyak tenaga kerja,” kata Ketua Umum Hipmi Kota Bogor Marwan Suherwan di Jakarta, Selasa.

Wadah tersebut akan dikemas dalam bentuk Hipmi Bogor Center (HBC) yaitu tempat dan sarana untuk bertukar pikiran hingga media bertemu para pengusaha serta investor.

Hipmi Bogor Center juga diharapkan akan menjadi kiblat bagi para kaum milenial dalam mencari mentor hingga praktisi-praktisi pengusaha.

Marwan menjelaskan bahwa dalam wadah tersebut salah satunya ada perkumpulan para UKM di mana hingga awal 2022 telah terdata sebanyak 300 UKM yang saling belajar dalam mengembangkan bisnis dan jaringan yang disebut program UKM Connection.

Dalam kegiatan inkubator tersebut akan meliputi, Hipmi Akademi, Hipmi School, Inkubator bisnis, Meet the Investor hingga virtual office. Hipmi Akademi sendiri sudah berjalan selama 4 tahun dan berhasil menelurkan para pengusaha muda baru, diantaranya adalah usaha minuman “AuthenTea”, yang berinovasi dari cita rasa nusantara yang diracik dengan kemasan kekinian.

Selain itu, untuk Hipmi School, adalah pelatihan kepada calon pengusaha yang berusia SMA atau sederajat di mana nantinya bagi perencanaan bisnis yang sudah matang akan dilanjutkan dalam program Hipmi inkubator untuk memperoleh dukungan operasional usaha.

Saat ini, kumpulan pengusaha milenial tersebut sudah menjalin MoU atau nota kesepahaman dengan berbagai sekolah hingga perguruan tinggi dalam menyiapkan generasi muda yang mandiri.

“Menjadi pengusaha bukan hanya soal modal, dan inovasi, melainkan bagaimana meracik strategi dan menanamkan mental berjuang, ilmu ini bukan hanya sekadar teori, harus dari praktisi langsung,” tegas Marwan.

Praktisi pendamping inkubasi berasal dari para pengusaha sukses himpunan, alumni, hingga para Menteri dan pejabat negara yang memiliki semangat serta visi sejalan dengan organisasi. Target 1.000 start up akan dicapai setidaknya tiga tahun ke depan atau satu periode kepengurusan himpunan. Bicara perusahaan rintisan, bukan hanya tentang aplikasi dan teknologi, namun segala lini usaha ekonomi akan terpenuhi dari wadah ini.

Lebih lanjut, Marwan menjelaskan bahwa Hipmi Bogor Center adalah satu-satunya wadah yang dimiliki oleh lembaga atau organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang bisnis di mana semuanya dikelola oleh pengusaha muda, untuk pengusaha dan mencetak calon pebisnis besar. Pendampingan hingga bimbingan menjalankan usaha, baik secara administrasi, legal hingga operasional akan menjadi prioritas utama dalam memberikan layanan kemudahan bagi para calon-calon penggerak ekonomi Kota Bogor.

Hipmi Kota Bogor berharap dapat bersinergi dengan Pemerintah Kota, Lembaga/Himpunan, UKM dan pemangku kepentingan lainnya untuk bisa mengembangkan sarana dan fasilitas yang dapat membentuk embrio-embrio mendatangkan hujan rezeki bagi masyarakat sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.

“Misi dari Hipmi Bogor Center sendiri adalah memberantas kemiskinan melalui usaha mandiri, namun kami tidak dapat berjuang sendiri, perlu dukungan berarti dari para pemerhati dan pegiat ekonomi, sehingga tiap misi dapat dilalui dengan pasti,” kata Marwan Suherwan.

Baca juga: Menteri BUMN harapkan unicorn di Indonesia bertambah
Baca juga: Menkop harap perusahaan rintisan terus aktif majukan UMKM Indonesia
Baca juga: OJK sebut Indonesia miliki 2.100 perusahaan rintisan

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan9
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022