Surabaya (ANTARA News) - Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (INDOBATT) mewaspadai insiden ledakan bom yang melukai lima personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Kontingen Prancis saat melintasi jalan raya menuju Kota Sidon, Lebanon (26/7).

Perwira Penerangan (Papen) INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Rabu, melaporkan imbauan itu dikemukakan Komandan INDOBATT Letkol Inf Hendy Antariksa kepada seluruh prajurit Indobatt menyikapi seringnya serangan kepada pasukan penjaga perdamaian yang tergabung dalam "United Nations Interim Force In Lebanon" (UNIFIL).

"Lima personel Kontingen Prancis itu terluka akibat sebuah bom pinggir jalan yang memang ditargetkan pada konvoi mereka akhirnya meledak ketika mereka melintasi jalan raya menuju Kota Sidon, Lebanon," katanya.

Sebelumnya, serangan bom pada 27 Mei 2011 telah melukai enam personel penjaga keamanan asal Italia.

Sumber Media "Daily Star" di Lebanon mencatat ledakan yang menimpa personel Prancis itu terjadi pada Selasa (26/7) sore sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Juru bicara UNIFIL Neeraj Singh kepada Media Daily Star mengatakan lima personel Kontingen Prancis yang terluka telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Singh juga mengatakan bahwa ahli forensik telah diterjunkan untuk mengidentifikasi tempat kejadian.

Sumber-sumber keamanan yang dikonfirmasi Media Daily Star Lebanon mengatakan ledakan itu menghantam bagian belakang konvoi kendaraan UN yang kelima.

Namun, serangan bom kali ini memiliki pola yang sama dengan ledakan bom yang melukai enam personel penjaga keamanan asal Italia pada 27 Mei 2011.

Papen INDOBATT Mayor Pasukan Banu Kusworo menambahkan situasi di kawasan penugasan INDOBATT hingga kini dalam keadaan aman terkendali.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011