Jambi (ANTARA News) - Tokoh Teater dan seni pertunjukan tanah air Nano Riantiarno, memuji suguhan seni pertunjukan kolaboratif Jambi bertajuk `Tawak Bumi` sebagai sebuah eksplorasi seni petunjukan yang sangat berhasil.
``Paling Apik, Tawak Bumi suguhan Jambi ini sungguh sangat sempurna sebagai sebuah seni petunjukan yang eskploratif sekaligus mendukung dan menyokong identitas kultural yang menjadi kebanggaan semua suku bangsa,`` kata tokoh teater dan seni pertunjukan Nano Riantiarno, di Solo Jawa Tengah, Selasa.
Nano hadir di arena Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia (TKTBI) yang berlangsung di Taman Budaya Solo dari 22 hingga 26 Juli 2011 diikuti oleh 27 provinsi di tanah yang telah memiliki Taman Budaya.
Menurut dia, suguhan yang sangat esensial dan sakral tapi tersaji sebagai sebuah seni pertunjukan yang sangat menarik dan komunikatif, meskipun sangat sedikit dari audiens yang mengerti bahasa Kerinci dan suku Kubu Jambi yang digunakan dalam syair mantra pertunjukan itu.
Sementara di sisi lain, pertunjukan dari Taman Budaya lainnya dinilai masih terlalu patuh dan mengagung-agungkan seni tradisi dalam pakem-pakem konvensional yang kaku dan statis.
Seharusnya, tegasnya, penampilan tim taman budaya Jambi menjadi wacana dan model baru terkini bagi eskplorasi nilai-nilai tradisi ke dalam seni pertunjukan, sebuah esensi dari tatanan nilai-nilai kearian lokal yang tergarap menarik sebagai sebuah seni pertunjukan sebagaimana yang dibutuhkan dunia industri pariwisata saat ini.
Sementara, Ketua Forum Kepala Taman Budaya se-Indonesia Helmi menilai, Jambi berhasil menangkap esensi dan membangun wacana perkesenianan dan kebudayaan, sehingganya mereka mampu bersikap dan bertindak reflektif mendahului segala kemungkinan peringrongan seperti yang sebelumnya pernah di Alami Kerinci Jambi yang dibangunkan Museum di Malaysia.
``Ini sikap dan tindakan reflektif yang terlahir dari kejelian dan ketajaman intuisi para seniman Jambi, mereka telah mendahului memperkenalkan sekaligus memproteksi khasanah kebudayaannya dengan publikasi apik seni pertunjukan yang luar biasa, memadukan sakralitas ritual-ritual ke dalam panggung seni pertunjukan modern yang sebenarnya tabu,`` terangnya.
Sementara Kepala Taman Budaya Jambi Jafar Rasuh menegaskan, sajian apik seni pertunjukan kolaboratif yang disuguhkan tim kesenian provinsi Jambi berhasil memukau sedikitnya 2000 publik kota Solo dan peserta Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia (TKTBI) yang digelar di kota Solo.
``Alhamdulillah sajian kita `Tawak Bumi` mengundang antusiasme segala lapisan masyarakat di sektiar Taman Budaya Solo yang menjadi tempat penyelenggaraan,`` ungkap Kepala Taman Budaya Jambi Jafar Rasuh.
Didin Siroz SSn selaku pimpinan rombongan dan koordinator tim kesenian Jambi, juga mengatakan hal yang sama, seni pertunjukan kolaboratif sajian Jambi dinilai para pengamat dan akademisi seni budaya yang hadir malam itu sebagai sebuah eksplorasi atau olahan yang paling berhasil selama penyelenggaraan TKTBI.
``Kita dinilai berhasil menyajikan seni pertunjukan yang berakar dari kearifan nilai tradisi masyarakat Jambi khususnya Kerinci ke dalam bentuk seni pertunjukan yang artistik dan menghibur tapi juga sekaligus menyiratkan makna esensi tentang kehidupan dan humaniora yang sangat dalam,`` katanya.
Ditambahkannya, pertunjukan `Tawa Bumi` adalah realitas dari upaya eksplorasi dua orang penata musik Jambi Azhar MJ dan Zulbahri yang memadukan berbagai unsur seni pertunjukan yang hidup di tengah masyarakat Jambi khususnya Kerinci dan Kubu, seperti mantra, sajak atau puisi, seni musik Sike, tarian Yo Iyo dan Asyek, serta atraksi Marcok atau Debus Kerinci.
Sementara, untuk artistik pertunjukan itu di lengkapi dengan kehadiran alat musik tradisional yang hampir punah di masyarakat seperti alat musik Serangko yang mirip yang dimiliki suku Aborigin, Australia, dan alat musik pukul dari bambu yakni Cangour.
``Pertunjukan kita awali dengan nuansa liris yang menghentak dari sajak dan mantra, lalu musik Sike yang membahana, ditingkahi tari Yo Iyo dan akhirnya ditutup dengan atraksi Marcok, debus Kerinci yang digarap apik sebagai seni pertunjukan oleh seniman budayawan Kerinci Iskandar Zakaria yang menari di atas beling atraksi kekebalan tubuh dari senjata tajam dan atraksi lainnya yang memukau,`` tegasnya. (ANT144/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011