"Edukasi sudah berulang kali kami lakukan. Jadi langkah razia ini sudah tepat, untuk memberi efek jera," kata Ketua Lembaga Edukasi Cinta Satwa dan Konservasi (Cakra), Yuga Hermawan di Tulungagung, Senin.
Baca juga: JAAN bersama Pemprov DKI merazia topeng monyet
Namun menurutnya kelompok topeng monyet tidak hanya satu grup. Ada kelompok lain yang disebut Yuga kerap melakukan pertunjukan topeng monyet dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung.
Kelompok ini beroperasi di wilayah selatan Kabupaten Tulungagung. Pihaknya juga bakal melaporkan kelompok ini ke petugas, agar ditindak juga demi menyelamatkan satwa monyet yang terus dieksploitasi demi kepentingan ekonomis majikan.
Baca juga: JAAN intensifkan razia pelaku usaha topeng monyet
Namun menurutnya yang terpenting adalah mengedukasi masyarakat tentang topeng monyet ini.
Pihaknya getol menyampaikan ke siswa sekolah terkait dampak negatif pertunjukan topeng monyet.
"Target utama kami memang generasi-generasi penerus," kata Yuga Hermawan.
Baca juga: Komentar warga Jakarta soal razia topeng monyet
Sebagaimana catatan JAAN (Jakarta Animal Aid Network), pertunjukan topeng monyet berpengaruh terhadap psikologi anak.
Menurut penjelasan Yuga, pertunjukan topeng monyet cenderung menunjukkan penyiksaan terhadap hewan.
"Mereka anggap dalam pertunjukannya lucu, padahal pada proses pelatihannya penyiksaan," katanya.
Baca juga: Pawang topeng monyet keberatan hanya diganti Rp1 juta
Pertunjukan topeng monyet memperlakukan monyet bisa beraktivitas layaknya manusia, seperti mengendarai sepeda, menirukan gerakan tentara menenteng senjata atau menggunakan egrang.
"Itu merupakan pengetahuan yang salah untuk anak-anak, di alam liar tidak begitu," terangnya.
Baca juga: Mengakhiri eksploitasi kera ekor panjang
Pihaknya pernah mengedukasi pelaku pertunjukan topeng monyet. Jawaban dari pelaku membuat pihaknya tak berkutik, lantaran pihaknya bukanlah lembaga resmi pemerintah yang bisa melakukan penindakan.
"Sempat kami edukasi, tapi mereka bilangnya silakan disita asal diberi uang ganti," katanya. (*)
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022