Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menggelar lomba cipta Inovasi Teknologi Tepat Guna (ITG).
"Lomba cipta ITG tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur yang ke-2 Tahun 2011 tersebut dilaksanakan selama satu hari dan diikuti oleh lima peserta," kata Pelaksana tugas Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Redi Setiawan di Sampit, Selasa.
Sebelumnya lomba ITG tersebut rencananya akan diikuti oleh sembilan peserta, namun karena sesuatu dan lain hal empat peserta diantaranya mengundurkan diri sebagai peserta lomba.
Kelima peserta lomba ITG ke-2 tersebut terdiri dari, SMKN-2 Sampit teknologi yang diikutkan lomba adalah mesin pencacah/perajang sampah organik, pos pelayanan teknologi dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan menampilkan mesin peniris minyak goreng/pemerassantan kelapa (spiner).
Kemudian peserta dari SMK-Pendidikan Pertanian Negeri (SPPN) Sampit menampilkan alat pembuat pupuk cair, SMKN-2 Sampit membuat mesin pembangkit listrik tenaga angin dan peserta yang kelima juga dari SMKN-2 Sampit membuat alat pirolisis minahsatik (alat pembuat minyak tanah dari sampah plastik).
Menurut Redi, pemenang lomba nantinya akan menjadi wakil Kabupaten Kotawaringin Timur pada lomba ITG tingkat provinsi Kalimantan Tengah.
Selain menjadi wakil Kabupaten Kotawaringin Timur pada lomba ITG tingkat provinsi Kalimantan Tengah, pemenang lomba tingkat kabupaten Kotawaringin Timur juga akan diberikan piagam penghargaan dan sejumlah uang.
"Untuk peserta lomba yang berhasil keluar sebagai pemenang pertama akan mendapatkan uang tunai untuk pembinaan sebesar Rp4 juta, pemenang kedua sebesar Rp3 juta dan ketiga Rp2juta," katanya.
Meski telah dua kali diadakan lomba kebanyakan peserta masih banyak yang kurang percaya diri dalam menjelaskan alat teknologi yang diikutkan lomba kepada dewan juri.
Peralatan teknologi yang ditampilkan peserta dalam lomba juga masih banyak yang belum memiliki daya saing.
"Semua itu kami anggap sebagai pembelajaran dan kedepan diharapkan ada perubahan dan perbaikan sehingga alat yang ditampilkan dalam lomba nantinya bukan hanya sekedar alat untuk percobaan saja, melainkan sebuah alat yang bermanfaat dan memiliki nilai jual," katanya. (ANT174/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011