sinergi yang baik antar otoritas dalam menjaga stabilitas dan percepatan pemulihan ekonomi menjadi faktor utama terjaganya keberlanjutan pemulihan ekonomi nasionalJakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan kinerja ekonomi pada triwulan IV-2021 yang tumbuh 5,02 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) menunjukkan menguatnya pemulihan ekonomi.
"Keberhasilan pengendalian pandemi, partisipasi masyarakat menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi, efektivitas kebijakan stimulus fiskal oleh pemerintah, serta sinergi yang baik antar otoritas dalam menjaga stabilitas dan percepatan pemulihan ekonomi menjadi faktor utama terjaganya keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional”, ungkap Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Adapun jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq), pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2021 tercatat 1,06 persen, melampaui pola normalnya yang secara historis mencatatkan pertumbuhan negatif, yakni triwulan IV-2015 sampai 2019 rata-rata kontraksi 1,7 persen.
Ia menjelaskan laju pertumbuhan ekonomi kuartal keempat tahun lalu ditopang oleh pertumbuhan positif seluruh komponen pengeluaran dan sektor produksi utama, yang didorong keberhasilan pengendalian pandemi pasca penyebaran varian Delta di triwulan III-2021 sehingga mampu meningkatkan keyakinan masyarakat untuk beraktivitas dan dunia usaha untuk berekspansi.
Baca juga: Ekonom: Ekonomi triwulan IV 2021 naik signifikan akibat konsumsi
Dari sisi lapangan usaha, sektor-sektor unggulan nasional seperti manufaktur, perdagangan, konstruksi, dan transportasi melanjutkan tren pemulihan dengan mencatat pertumbuhan kuat.
Secara keseluruhan tahun 2021, Febrio menuturkan ekonomi Indonesia tumbuh 3,69 persen atau sejalan dengan outlook Kemenkeu, sehingga dari sisi laju pemulihan, produk domestik bruto (PDB) tahun lalu berhasil melampaui level periode pra pandemi.
Hal ini patut dicatat mengingat masih banyak perekonomian yang belum mampu kembali ke kapasitas sebelum pandemi, seperti Filipina, Mexico, Jerman, Perancis, dan Italia.
Baca juga: Menko Airlangga: Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 di atas 5 persen
APBN yang fleksibel dan responsif selama pandemi, menurut dia, mampu menjaga keberlanjutan laju pemulihan ekonomi, terutama melalui respons cepat kebijakan refocusing APBN tahun 2021, hingga perluasan dan perpanjangan program perlindungan sosial serta dukungan pada sektor usaha.
Kemenkeu mencatat realisasi sementara belanja negara tahun 2021 mencapai Rp2.786,8 triliun atau 101,3 persen dari pagu, sementara realisasi sementara Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 adalah sebesar Rp658,6 Triliun atau 88,4 persen dari pagu Rp744,77 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yaitu Rp575,8 Triliun.
Tetap terjaganya laju pemulihan ekonomi juga memberikan efek positif pada pendapatan negara yang tumbuh sebesar 21,6 persen, terutama ditunjang oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh 19,2 persen (yoy) atau mencapai 103,9 persen dari target APBN dan kembali pada level pra pandemi pada tahun 2019.
Selain itu, Febrio menilai perkembangan perekonomian dan peran APBN dalam menjaga laju pemulihan di sepanjang tahun 2021 juga dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, yang tercermin dari seluruh indikator kesejahteraan masyarakat yang menunjukkan arah perbaikan progresif.
Perbaikan ekonomi dan program perlindungan sosial berhasil menurunkan kembali angka kemiskinan ke level satu digit yaitu 9,71 persen per September 2021 dari September 2020 yang mencapai 10,19 persen, serta berhasil menyerap sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja pada kurun waktu Agustus 2020 - Agustus 2021.
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh 3,69 persen pada 2021
Baca juga: Menkeu: Masih ada beberapa sektor tumbuh di bawah level pra pandemi
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022