Jakarta (ANTARA News) - Ekonomi Indonesia yang secara fundamental masih positif ke masa depannya memicu pelaku pasar masuk ke dalam negeri sehingga mendorong penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa.
Nilai tukar rupiah di Selasa sore terhadap dolar AS naik 10 poin menjadi Rp8.508 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.518.
Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa mata uang rupiah kembali menguat terhadap dolar AS seiring dengan pelaku pasar yang masih percaya pada fundamental ekonomi Indonesia di tengah gejolak perekonomian global yang belum kondusif.
"Seperti kita tahu, perekonomian global belum kondusif seperti di Eropa dan AS, sehingga investor lebih cenderung masuk pada negara-negara yang terbukti positif termasuk Indonesia," katanya.
Ia mengemukakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri terus tumbuh hingga sekarang dari krisis yang terjadi di 2008 lalu sehingga hal itu memberi pandangan positif bagi investor untuk masuk ke dalam negeri.
"Sejak krisis finansial di dalam negeri pada 2008 yang terimbas dari global, Indonesia terus bergerak tumbuh hingga sekarang, hal itu menjadi acuan investor bahwa Indonesia masih menjadi tempat investasi," kata dia.
Ia juga mengatakan, fundamental ekonomi dalam negeri yang positif salah satunya di picu dari kinerja perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diekspektasikan baik pada semester dua 2011.
"Kinerja laporan keuangan emiten yang positif akan berdampak baik pada rupiah, sehingga mata uang lokal itu akan bergerak menguat terhadap dolar AS. Meski demikian, harus diwaspadai juga gejolak ekonomi dunia yang belum kondusif," ujar Rully.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia mata uang rupiah mengalami penguatan ke level Rp8.521 dibanding posisi sebelumnya di posisi Rp8.528.
(T.KR-ZMF/R010)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011