Yang gejala ringan, tolong jangan ke RS

Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi pelayanan yang ada di tempat isolasi terpusat (isoter) Asrama Haji dan Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) Kedung Cowek, Kota Surabaya, Jatim.

"Yang gejala ringan, tolong jangan ke RS. Lebih baik untuk datang ke tempat isoter yang dikelola oleh Pemkot Surabaya. Di sini (isoter) akan membuat pasien lebih confident (percaya diri) dan fasilitasnya pun lengkap sekali. Bahkan ada ruangan VIP-nya, ini isoternya keren sekali," kata Gubernur Khofifah saat mengecek isoter Asrama Haji dan RSLT Kedung Cowek, Surabaya, Senin.

Kunjungan Gubernur Khofifah ke isoter didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Nurchahyanto, Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto dan Kajati Jatim M Dhofir, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi serta jajaran Forkopimda Jatim.

Menurut Khofifah, pelayanan untuk pasien COVID-19 di isoter yang disediakan Pemkot Surabaya akan jauh lebih baik dan lebih cepat sembuh.

Meski pelayanan di RSLT dan Asrama Haji sudah baik, orang nomor satu di Jatim itu meminta pelayanan isoter harus ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi, agar pasien yang dirawat dapat terlayani dengan baik.

Baca juga: Khofifah minta Stadion Joko Samudro tiru RS Darurat Lapangan Surabaya

Baca juga: Gubernur Jatim tinjau ruang isolasi COVID-19 di RSUD Dolopo Madiun

Selain itu, Khofifah mengimbau, supaya masyarakat memperketat protokol kesehatan (prokes) dan saling menguatkan satu sama lain.

Ia juga meminta kepada jajaran Forum Pimpinan Forkopimda Surabaya dan Jatim untuk menggerakkan kembali relawan Kampung Tangguh. Selain itu, juga digiatkan kembali PPKM mikro di perkampungan atau di desa-desa.

"Testing dan tracing di Jatim Insya Allah terbaik dari daftar WHO (World Health Organization), keberhasilan ini berkat kerja sama dan sinergitas juga dibantu oleh jajaran TNI/Polri. Kami akan terus berkoordinasi untuk menggiatkan kembali penyekatan, supaya COVID-19 dapat terkendali," ujarnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, tempat isoter di Asrama Haji dan RSLT ini untuk melayani pasien gejala ringan yang menjalani isolasi mandiri (Isoman). Ketika terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala, Eri mengimbau, agar masyarakat Kota Pahlawan untuk isolasi di tempat yang telah disediakan Pemkot Surabaya.

"Sebenarnya isoman di rumah itu boleh. Tapi, kalau ada keluarga, istri, suami atau anaknya yang negatif, itu kan kasihan kalau sampai tertular. Kemudian kalau di rumah, pastinya kan tidak memenuhi syarat untuk isolasi," katanya.

Eri memastikan, fasilitas isoter yang ada di Asrama Haji dan RSLT kini jauh lebih baik lagi daripada sebelumnya. Seperti halnya di Gedung Shafa Asrama Haji, ada dokter dan perawat yang standby 24 jam.

Selain itu, ada juga fasilitas penunjang lainnya, seperti wifi, kulkas, TV, ruang kamar ber-AC, kamar mandi yang bersih dan tempat olahraga.

"Di Asarama Haji bisa dilihat, sudah bersih. Saya juga mohon maaf kepada warga Surabaya, kemarin kami melakukan perbaikan, namun kasus COVID-19 melonjak, sehingga membuat pasien kurang nyaman. Tapi, tadi setelah perbaikan selesai, Bu Gubernur (Khofifah) bilang kalau ini nyaman dibuat isoter," kata Eri.

Wali Kota memaparkan, kapasitas tempat tidur di Gedung Shafa dan Zam-Zam Asrama Haji, total ada 500 tempat tidur dan RSLT ada 250 tempat tidur. Menurut dia, kapasitas di dua tempat isoter ini sudah mencukupi. Bila kedepannya melebihi kapasitas, maka akan disediakan tempat lain di Gelora Bung Tomo (GBT).

Baca juga: Rutan Surabaya sediakan ruang isolasi khusus vaksinasi COVID-19

Baca juga: Dua rumah sakit swasta di Surabaya siapkan ruang isolasi baru

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022