320 kabupaten/kota yang sudah bekerja sama dengan perguruan tinggi
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjalin kerja sama mengatasi persoalan stunting di Tanah Air.
“Persoalan tingginya angka stunting yang tinggi, dapat diturunkan melalui kerja sama, karena perguruan tinggi merupakan kumpulan para pakar yang terdiri dari berbagai macam ilmu dan sangat penting dalam penurunan angka stunting,” ujar Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Prof Nizam, dalam taklimat media di Jakarta, Senin.
Persoalan stunting, lanjut dia, bukan hanya disebabkan karena masalah gizi tetapi juga pengelolaan keluarga, sanitasi, ketersediaan air bersih, hingga perilaku anggota keluarga.
“Aspeknya luas dan membutuhkan pendekatan yang multidimensional,” terang dia.
Melalui Tri Dharma perguruan tinggi, lanjut dia, persoalan stunting tersebut dapat diatasi secara bersama-sama. Mahasiswa dan dosen tidak hanya menjadikan kampus dan ruang kelas sebagai laboratorium, tetapi kehidupan nyata dapat menjadi laboratorium bersama.
“Mahasiswa dapat mengasah kompetensinya melalui laboratorium kehidupan,” jelas dia.
Baca juga: BKKBN: Perguruan tinggi punya peran strategis bantu atasi stuntingBaca juga: Menteri dorong riset pangan tangani kekerdilan di tengah pandemi
Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama BKKBN, Dwi Listyawardani, mengatakan perguruan tinggi memiliki peran dalam penurunan angka stunting. Terutama dalam melakukan pendampingan pada daerah.
“Saat ini ada 320 kabupaten/kota yang sudah bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam penurunan angka stunting. Kami menargetkan pada 2024, seluruh kabupaten/kota dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi,” terang perempuan yang disapa Dani itu.
Dani menjelaskan pihaknya mendorong pemerintah daerah untuk terus bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam penurunan angka stunting di Indonesia. Sejumlah program yang dilakukan diantaranya riset peduli terpadu dan intervensi stunting, membangun desa peduli dan intervensi stunting, proyek independen peduli dan intervensi stunting, program kewirausahaan peduli dan intervensi stunting, asisten mengajar satuan pendidikan peduli dan intervensi stunting, proyek kemanusiaan peduli dan intervensi stunting, dan praktik kerja atau magang peduli dan intervensi stunting.
Baca juga: Akademisi : Asupan gizi cukup ibu hamil dapat cegah stunting
Baca juga: Intervensi cegahan "stunting" perlu diperkuat pemda, kata akademisi
Baca juga: Guru Besar Unand: Perubahan perilaku masyarakat kunci atasi stunting
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022