Jakarta (ANTARA) - Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai pertumbuhan konsumsi pada triwulan IV-2021 belum cukup tinggi, dikarenakan masih adanya pandemi yang membatasi konsumsi, khususnya konsumsi kelompok menengah atas.
Adapun konsumsi rumah tangga pada triwulan keempat tahun lalu tumbuh sebesar 3,55 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
"Pertumbuhan konsumsi ini walaupun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal ketiga yang tumbuh sebesar 1,06 persen, tetapi termasuk sangat rendah," ujar Piter kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kemenkeu: Laju inflasi meningkat seiring konsumsi menguat
Menurut dia, konsumsi makan dan minum, serta barang primer lainnya mungkin sudah kembali normal pada triwulan keempat tahun lalu, namun konsumsi barang-barang sekunder dan mewah masih jauh di bawah level normalnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi makanan dan minuman, selain restoran tercatat tumbuh 3,24 persen (yoy), merupakan yang kedua tertinggi dalam komponen konsumsi rumah tangga setelah konsumsi transportasi dan komunikasi, yakni 5,34 persen (yoy).
Kendati demikian, konsumsi barang sekunder seperti pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya hanya tumbuh 1,22 persen (yoy), begitu pula dengan konsumsi restoran dan hotel yang tumbuh 2,82 persen.
Baca juga: Gubernur BI optimistis investasi akan topang perekonomian pada 2022
Piter menjelaskan peran konsumsi dalam perekonomian Indonesia sangat besar, sehingga ketika pertumbuhan konsumsi berada di bawah level historisnya, yakni sekitar lima persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia dipastikan melambat.
"Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2021 sedikit di bawah perkiraan, sehingga secara total pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi tidak mencapai empat persen," ungkapnya.
Adapun pertumbuhan ekonomi pada triwulan keempat tahun 2021 mencapai 5,02 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal ketiga 2021 yang mencapai 3,51 persen (yoy).
Dilihat dari komponen pengeluaran, seluruh komponen tercatat tumbuh positif, yakni konsumsi rumah tangga sebesar 3,55 persen (yoy), pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 4,49 persen (yoy), ekspor 29,83 persen (yoy), dan konsumsi pemerintah 5,25 persen (yoy).
Kemudian, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) 3,29 persen (yoy), serta impor 29,6 persen (yoy).
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022