Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI menyampaikan apresiasi kepada KPK karena memfasilitasi dan memberikan respons yang baik atas dugaan kasus perbudakan modern di kerangkeng manusia milik Bupati Langkat nonaktif.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada KPK yang telah memberikan respon dan kerja sama yang positif," ujar Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI Mohammad Choirul Anam di Jakarta, Senin..
Komnas Ham pada siang ini pukul 13.30 WIB akan memintai keterangan dari Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin di Kantor KPK.
"Proses ini merupakan bagian dari pendalaman atas peristiwa kerangkeng manusia," katanya.
Baca juga: Komnas HAM minta keterangan Bupati Langkat di KPK Senin ini
Selain itu, kata Anam, hal tersebut merupakan bagian dari hak dari Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin untuk menyampaikan berbagai keterangan dari perspektifnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), kerangkeng yang ditemukan tidak layak untuk dikatakan sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba, dan lebih tepat dikatakan sebagai rutan ilegal.
Dari sejumlah fakta yang ada, LPSK beranggapan bahwa Polri memang perlu mendalami kasus tersebut lebih jauh karena ditemukan adanya dugaan pelanggaran pidana.
"Berdasarkan fakta yang ada, kami menemukan indikasi adanya tindak pidana perdagangan orang, penganiayaan yang menyebabkan kematian dan perampasan kemerdekaan seseorang," kata Ketua Hasto Atmojo Suroyo.
Baca juga: KPK memfasilitasi Komnas HAM minta keterangan Bupati Langkat
Baca juga: Polda Sumut-Komnas HAM selidiki kerangkeng di rumah Bupati Langkat
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022