Surabaya (ANTARA News) - Perahu kayu buatan mahasiswa Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang mengikuti ajang bahari internasional "Atlantic Challenge" sejak tahun 2002 hingga kini selalu diminati kalangan asing.
"Tahun 2010, tim Maritime Challenge (MC) ITS menggunakan Kapal Merdeka II yang diberi nama Kapal `Garuda Nusantara` yang akhirnya dibeli Yayasan Atlantic Challenge untuk kapal percontohan dalam berbagai workshop di AS," kata Pembina Tim MC ITS Prof DR Daniel M Rosyid kepada ANTARA di Surabaya, Selasa.
Oleh karena itu, kata pakar kelautan itu, tim MC ITS membuat Kapal Merdeka III untuk mengikuti ajang serupa di Irlandia pada 24-31 Juli 2012 yang mulai dirancang sejak Maret 2011.
"Kapal yang dirancang dengan teknologi laminasi bambu itu juga sudah ditawar untuk dibeli oleh tim dari Belanda dan Belgia, tapi kami belum memutuskan, karena adik-adik mahasiswa masih fokus pada pengerjaan perahu dan persiapan tim lomba," katanya.
Ia menjelaskan Kapal Merdeka I yang mengikuti ajang serupa sejak tahun 2002 juga mendapatkan penghargaan sebagai perahu kayu tercantik dengan tim yang sportif dan memiliki "spirit" pun masuk ke Museum Kanada.
"Kapal Merdeka II sendiri dibeli Yayasan Atlantic Challenge senilai 35 ribu dolar AS yang akhirnya kami gunakan untuk memberangkatkan tim MC ITS pada lomba kebaharian atau kepelautan di Irlandia pada 2012," katanya.
Hal serupa juga terjadi pada Kapal Merdeka III. "Kalau laku pun hasilnya akan kami gunakan memberangkatkan tim pada lomba serupa pada tahun 2014, sedangkan bantuan sponsor akan kami gunakan pengerjaan kapal itu sendiri," katanya.
Tentang teknologi laminasi bambu, ia mengaku bambu dijadikan alternatif, karena kayu semakin sulit dicari dan harganya pun mahal, apalagi kandungan serat bambu juga lebih bagus, sehingga kapal akan lebih kuat.
"Dengan dukungan lem dari rekanan dari perusahaan Jepang di Probolinggo, kami sudah menggunakan laminasi bambu untuk tiang kapal dan untuk lomba kebaharian internasional 2012 akan kami gunakan untuk tempat duduk penumpang," katanya.
Senada dengan itu, Kepala Laboratorium Perkapalan PPNS ITS Surabaya Putu Arta Wibawa ST MT kepada ANTARA menegaskan bahwa kapal yang terbuat dari fiberglass yang dibuat mahasiswa ITS untuk praktik juga banyak diminati pembeli lokal.
"Kami sudah pernah melayani pesanan kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sebanyak tiga unit untuk operasi di wilayah terdepan Indonesia di Ternate dan Irian," katanya.
Selain itu, pihaknya juga pernah menerima pesanan kapal wisata dari swasta untuk Pelabuhan Prigi di Tulungagung, lalu satu unit kapal penumpang yang dipesan Pemkab Madura, dan satu unit kapal pengawas Boozem Morokrembangan yang dipesan Pemkot Surabaya.
"Kami juga pernah membuat kapal Katamaran untuk wisata sebanyak dua unit yang dipesan Pemkab Ponorogo dan satu unit untuk pemadam kebakaran hutan yang dipesan Pemprov Kalsel," katanya.
Oleh karena itu, katanya, Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono DEA selalu menyatakan menang atau kalah dalam lomba kapal bukan tujuan penting, namun mahasiswa yang melakukan sendiri proses mencari bahan, membuat kapal, dan menyeleksi tim untuk lomba itu justru merupakan hal yang lebih penting untuk "technopreneurship" ke depan. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011