Mumbai (ANTARA News) - Jumlah kematian akibat tiga ledakan bom di Mumbai, India, naik menjadi 24, Senin, setelah seorang korban yang cedera kritis meninggal di rumah sakit, kata seorang petugas medis senior.
Pria yang bernama Mankeshwar Vishwakarma meninggal di rumah sakit King Edward Memorial Mumbai, dan ia adalah orang pertama yang tewas akibat ledakan yang menghantam tempat pemberhentian bis di daerah pinggiran Dadar.
"Ia tidak pernah sadar lagi. Kami kehilangan dia hari ini sekitar pukul 07.00," kata kepala rumah sakit tersebut, Dr Sanjay Oak, kepada AFP.
Dua orang yang terluka dalam ledakan di pasar emas dan perhiasan Zaveri Bazaar dan satu korban cedera lain dalam ledakan di tempat perdagangan intan Opera House meninggal pada akhir pekan.
Tiga bom rakitan yang diberi bahan pupuk amonium nitrat diledakkan dengan alat pengendali jarak jauh selama jam sibuk.
Lebih dari 130 orang terluka dalam ledakan-ledakan itu, yang terjadi pada Rabu (13/7).
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun kecurigaan awal ditujukan pada dua kelompok muslim yang menyerang India di masa silam: Mujahidin India yang berada di dalam negeri dan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang bermarkas di Pakistan.
Pada November 2008, 10 militan melancarkan sejumlah serangan di Mumbai, termasuk terhadap hotel-hotel bintang lima, yang dikenal sebagai "26/11" dan sering dibanding-bandingkan dengan serangan 11 September di AS.
Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, itu telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.
New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.
India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.
India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka. (M014/k004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011