Jakarta, 25/7 (ANTARA) - Dalam rangka menyukseskan Forum for East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengundang 6 wartawan asing untuk meliput dan menulis soal potensi investasi pariwisata di Indonesia. Kegiatan Journalist Familiarization Trip 2011 ini dimulai sejak 22 hingga 28 Juli.
Keenam wartawan asing tersebut adalahLorna Edward (The Age, Australia), Nicholas Domeyko Tocigl (Travel Time, Chili), Xu Cong (China Bisnis Journal, China), David Michael Carruth (10 Magazine, Korea Selatan), Katie Foley (In Business, Selandia Baru), dan Rezvan Maliheh Ghobadi (Asia Financial News, Iran).
Menurut Dewi Mayangsari Kusumaastuti, Direktur Kerjasama Intra Kawasan Amerika dan Eropa Kemenlu, keenam media massa dan wartawan asing ini telah dipilih oleh Kedutaan Besar Indonesia yang berada di negara masing-masing. "Mereka wartawan yang mengerti tentang pariwisata dan investasi, "ujarnya, di kantor Kemenlu, Jakarta, Jumat (22/7).
Negara asal para wartawan dipilih karena memiliki potensi besar untuk berinvestasi di Indonesia. Alasan lainnya, agar para wartawan ini mempublikasikan destinasi pariwisata Indonesia di negaranya masing-masing, sehingga dapat menjadi pasar pariwisata baru untuk Indonesia.
Dewi berharap, mereka dapat menjadi mitra untuk memperbaiki dan meningkatkan citra iklim investasi Indonesia. Dengan berkembangnya investasi, lanjut Dewi, akan membuka lapangan serta kesempatan kerja baru untuk masyarakat.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) memilih 4 daerah tujuan investasi yang akan diliput oleh 6 wartawan asing tersebut, yakni Tanjung Lesung, Belitung, Mataram, dan Bali. Kepala Sub Direktorat Investasi Usaha Kemenbudpar Henky Manurung, mengatakan, keempat daerah ini memiliki daya saing dan bernilai jual itu. Karena itu, patut untuk dipromosikan dan diperkenalkan kepada para calon investor.
"100 persen modal yang dimiliki para investor asing dapat diinvestasikan untuk bisnis resort, lapangan golf, pusat pameran dan konvensi, konsultan pariwisata, hingga hotel," kata Henky.
Sementara partisipasi modal asing, atau 50 persen saham yang dimiliki investor asing, bisa dialokasikan untuk bisnis motel, home-stay, bahkan hotel berbintang 1 atau 2. Henky melanjutkan, kesempatan partisipasi modal asing juga terbuka lebar untuk wisata alam dan budaya, wisata atraksi, taman rekreasi, restoran, kafe, hingga spa.
Data tahun 2010 menunjukan, Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi langsung dari asing pada sektor pariwisata, mencapai US$ 312,10. Sementara untuk investasi domestik mencapai Rp 390,30 miliar.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011