Liwa, Lampung (ANTARA News) - Potensi kepiting bakau di kawasan Pesisir Lampung Barat, Provinsi Lampung belum tergarap optimal oleh pemerintah setempat, padahal jumlahnya berlimpah, kata pejabat berwenang.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Barat, Nata Djudin Amran,di Liwa, Senin mengatakan, potensi kepiting bakau di Lampung Barat yang berlimpah itu membutuhkan penanganan yang lebih baik dan optimal.
"Kekayaan laut di pesisir Lampung Barat, mampu menjadi lumbung kekayaan bagi daerah ini, salah satu dari potensi tersebut yakni kepiting bakau. Berlimpahnya potensi kepiting bakau, menjadi peluang investasi daerah untuk menjaring inverstor," kata dia.
Menurut dia, kepiting bakau memiliki nilai investasi tinggi bila dikembangkan serius, sayangnya minimnya dana pemerintah membuat potensi tersebut belum dioptimalkan,.
Dia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan pasar, nelayan mengadalkan penangkapan di laut.
"Kualitas dan mutu kepiting bakau Lampung Barat bersaing, dan hampir setiap hari para nelayan harus memenuhi permintaan kosumen di luar daerah, rata rata dalam sehari kelompok nelayan tersebut mendapatkan 20 kilogram kepiting bakau," kata dia.
Kemudian, lanjut dia, pemerintah membutuhkan dana cukup besar untuk mengembangkan kepiting bakau, sebagai sarana usaha masyarakat.
Sebagai daerah yang memiliki kekayaan laut berlimpah, lanjut Nata, menjadi peluang invetor asing untuk mengembangkan potensi laut ini menjadi bidang industri dan budi daya.
"Lampung Barat masih membutuhkan bantuan modal dari pemerintah pusat, sehingga kekayaan potensi laut tersebut dapat terkelola dengan baik, yang berdampak terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat yang ada di kawasan pesisir tersebut," katanya.
Sementara itu, nelayan Pesisir Tengah, Lampung Barat, Marsidi (38) mengatakan, nelayan masih mengandalkan penangkapan liar untuk mencukupi permintaan kepiting bakau di pasaran.
"Untuk mencari kepiting bakau tidaklah sulit, sebab di kawasan pesisir memilki potensi kepiting bakau berlimpah, dan hampir setiap hari nelayan pasti mendapatkan kepiting bakau untuk memenuhi pesanan konsaumen di dalam dan luar daerah," kata dia.
Dia menjelaskan, harga kepiting bakau cukup tinggi, membuat nelayan memilih mencari kepiting bakau dibandikan mencari ikan di laut.
Menurut dia, tingginya harga kepiting bakau dipasaran membuat pendapatan nelayan mengalami peningkatan, dan mampu mencukupi kebutuhan ekonomi.
"Mendekati bulan Ramadhan permintaan kepiting bakau melonjak, sehingga nelayan dituntut untuk mencukupi permintaan tersebut, dan berharap kedepan pemerintah daerah dapat mengembangkan potensi kepiting bakau ini menjadi sarana usaha bagi nelayan untuk meningkatkan pendapatan dalam mengexploitasi potensi laut tersebut," katanya.
Lampung Barat memiliki kekayan laut berlimpah, di mana di dalamnya terkadung potensi laut yang dapat dikembangkan menjadi bidang usaha budidaya, sayangnya potensi besar tersebut baru 30 persen saja tergarap.
Pemasaran kepiting bakau Lampung Barat di dalam dan luar daerah, seperti Bandarlampung, dan Jakarta, yang nantinya dipasok ke sejumlah rumah makan.
Harga kepiting bakau di Lampung Barat bekisar Rp80 hingga Rp90 ribu perkilogram, harga tersebut diberlakukan untuk semua jenis kepiting.
Potensi kepiting bakau di Pesisir Lampung Barat, dapat menjadi peluang investasi bagi daerah tersebut, dan hingga kini pemerintah terus menggencarkan promosi untuk menjaring investor dalam mengembangkan potensi perairan pesisir itu. (ANT049/A035/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011