Jakarta (ANTARA) - Duo striker paling menarik di dunia saat ini akan saling berhadapan dalam final Piala Afrika 2021 dini hari nanti ketika Mohamed Salah memimpin Mesir melawan tim Senegal yang dikomandoi Sadio Mane.
Dua punggawa Liverpool yang membuat The Reds sangat maut ini akan mengambil peran sama vitalnya bagi kedua negara manakala Mesir berusaha memperbanyak trofi Piala Afrika yang dikoleksinya menjadi delapan trofi ketika saat bersamaan Senegal bernafsu menjuarai turnamen ini untuk pertama kalinya.
Pertandingan ini dimainkan di Stadion Olembe Yaounde, di mana pekan lalu delapan orang tewas dalam tragedi yang terus menghantui turnamen kontinental edisi Kamerun ini.
Salah tidak merahasiakan keinginannya yang membara untuk mempersembahkan trofi utama kepada Mesir, sementara Mane lagi sumringah kegirangan telah mengantarkan timnya ke partai final yang sudah pasti tak ingin berakhir cuma dengan menyandang finalis.
Baca juga: Tatkala dua bomber Liverpool berhadapan dalam final Piala Afrika
Senegal yang merupakan tim peringkat teratas Afrika sehingga menjadi salah satu favorit kuat juara turnamen ini awalnya tampil tak meyakinkan sebelum mencapai final untuk ketiga kalinya ini.
Mereka hanya mencetak satu gol selama babak pembukaan tetapi masih menempati posisi teratas grup. Mereka juga sangat efisien dalam mengatasi lawan selama fase knockout.
"Kami sangat dirugikan oleh banyak kasus COVID dan juga cedera sejumlah pemain. Kami punya waktu yang sangat sulit tetapi karena pengalaman kami, maka kami tetap tenang sampai kami bisa mengumpulkan seluruh tim," kata Mane seperti dikutip Reuters.
Senegal mesti mengawali turnamen ini tanpa disertai kapten Kalidou Koulibaly dan kiper Edouard Mendy karena baru pulih dari paparan virus COVID-19.
Tetapi perjalanan mereka ke final jauh lebih mudah ketimbang Mesir yang kalah dalam pertandingan pertama fase grup melawan Nigeria sehingga dikritik keras oleh pendukungnya sendiri.
Tapi Mesir bangkit dengan mengalahkan Pantai Gading dalam adu penalti pada babak 16 besar, lalu Maroko 2-1 setelah perpanjangan waktu pada perempat final, dan akhirnya menumbangkan Kamerun dalam adu penalti lagi pada semifinal.
"Kami bermain di tengah situasi yang sangat sulit tetapi kami berhasil mengatasi semua kesulitan itu," kata Mahmoud Trezeguet. "Kami bermain 120 menit selama tiga pertandingan berturut-turut tetapi kami tetap fokus penuh menyelesaikan tugas kami."
Mesir menjadi runner-up 2017 ketika Salah dan Trezeguet sama-sama tampil. Mesir saat ini sudah mengumpulkan tujuh trofi Afrika sampai terakhir pada edisi 2010.
Mereka akan memainkan final tanpa pelatih Carlos Queiroz setelah diusir ke luar lapangan karena terus mengkritik wasit saat laga semifinal lalu. Untuk itu Mesir akan dipimpin asisten pelatih Roger de Sa.
Laga final ini terasa istimewa bagi kedua tim karena menang atau kalah akan memacu semangat kedua tim ketika mereka bertemu kembali dalam dua laga penentuan tempat putaran final Piala Dunia Qatar 2022.
Baca juga: Jurgen Klopp bangga dengan pencapaian Mane dan Salah di Piala Afrika
Selanjutnya: Senegal
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022