Denpasar (ANTARA News) - Pengembangan seni dan budaya Bali belakangan ini dikhawatirkan mengarah untuk kepentingan praktis yang berorientasi kebutuhan pasar. Padahal mengembangan seni dan budaya Bali yang telah diwarisi secara turun temurun harusnya lebih mengutamakan kemurniaan seni sebagai wujud rasa bakti dan pengungkapan perasaan yang murni, kata I Nengah Sudirta, anggota Fraksi Kertha Mandala DPRD Bali di Denpasar, Jumat. Ia mengingatkan, pemerintah kabupaten/kota dan Pemprop serta instansi terkait hendaknya lebih meningkatkan pembinaan dan penyuluhan kepada sekaa-sekaa kesenian. Lewat pembinaan tersebut diharapkan mampu menumbuhkan daya kreatifitas serta kebebasan dalam menghasilkan kreasi tabuh maupun tari yang berkualitas dan monumental. Untuk itu peraturan daerah Propinsi Bali untuk Pesta Kesenian Bali (PKB) mempunyai arti penting sebagai payung bagi pelaksanaan aktivitas seni tahunan yang digelar sejak 27 tahun silam. Nengah Sudirta menjelaskan, hampir semua jenis kesenian Bali mengandung tendensi untuk menunjang dan mengabdikan kehidupan keagamaan umat Hindu. Perkembangannya melalui proses cukup panjang, mulai dari dasar-dasar kesenian pada jaman pra Hindu dan masuknya kebudayaan Hindu ke Bali, katanya. Sementara I Kadek Suartaya, SS Kar MSi, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dalam kesempatan terpisah menambahkan, perkembangan seni tabuh dan tari Bali itu erat kaitan dengan berbagai kesusastraan yang menjadi sumber dalam ajaran Hindu. Hubungan timbal-balik antara jenis kesenian dengan kegiatan ritual Hindu, menjadikan hampir semua jenis kesenian yang ada mengandung seni keagamaan, bukanlah kesenian untuk seni semata-mata. Bali dalam kontek pluralitas intrakulturalisme tercermin dalam beragam ekspresi kesenian. Berbagai bentuk tari sakral rejang atau baris misalnya, adalah cermin dari penghargaan nilai-nilaiestetik dari sub-sub budaya tersebut. Terlepas dari fungsi dan maknanya, bentuk ungkap estetik masing-masing tarian yang dipersembahkan dalam ritual keagamaan memiliki identitas dan keunikannya masing-masing. "Tari Rejang Premas di Desa Sukawati berbeda dengan Rejang Sutri di Desa Batuan, padahal kedua desa tersebut masih berada dalam wilayah satu kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar," kata Suartaya. Pesta Kesenian Bali (PKB) aktivitas seni tahunan yang digelar secara berkesinambungan setiap bulan Juni-Juli menampilkan beragam ekspresi seni dan budaya, yang umumnya disambut antusias masyarakat setempat. "PKB yang telah digelar selama 27 tahun dalam perkembangannya, tidak hanya menampilkan kesenian Bali, namun seni-seni dari berbagai darah di Indonesia dan mancanegara," ujar Suartaya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006