"Semoga festival ini menjadikan sarana hiburan untuk warga terutama anak-anak di kawasan ini," kata Pemimpin Padepokan Prasetyo Budya Desa Sumber, Prasetyo Adi Wibawa, di Magelang, Minggu.
Festival itu diselenggarakan antara lain oleh komunitas budaya Padepokan Prasetyo Budya Desa Sumber, Palguna, Sanggar Sapu Lidi, dan masyarakat setempat secara meriah.
Mereka bersama anak-anak dan beberapa grup kesenian tradisional setempat mengenakan pakaian adat Jawa antara lain melakukan kirab budaya membawa tumpeng gunungan berupa hasil bumi, pusaka, dan sesaji dari balai desa setempat menuju padepokan di Dusun Diwak, Desa Sumber yang berjarak sekitar satu kilometer.
Mereka juga menggelar pentas kesenian rakyat seperti tarian topeng ireng, grasak, gambyong, reog, musik rebana, calung, tembang macapatan, dan wayang bocah.
Selain itu, pergelaran wayang pakeliran padat oleh dalang cilik Probo berasal dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sarasehan budaya.
Ia mengharapkan, festival itu menggugah semangat masyarakat terutama anak-anak untuk bangkit kembali menjalani kehidupan pascabencana Gunung Merapi.
"Segera membawa masyarakat melupakan bencana dan kemudian bangkit menjalani kehidupan yang lebih baik," katanya.
Ia juga menyatakan pentingnya masyarakat memperkuat semangat hidup bersama-sama dalam suasana kekeluargaan di kawasan barat daya puncak Gunung Merapi itu.
"Berangkat dari semangat kebersamaan itu akan tercipta tatanan harmonis, saling mengisi, dan mewariskan nilai-nilai budaya dan kebaikan kepada anak-anak sebagai generasi penerus kehidupan di kawasan Merapi," katanya.
Suasana di kawasan itu terlihat meriah dengan berbagai instalasi di sekitar padepokan setempat.(*)
(L.M029*H018/B013)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011