Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menemukan belasan kasus suspek (dicurigai) terinfeksi Omicron, namun belum memastikan karena masih proses pemeriksaan di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan.

"Sampel sudah dikirim dan masih diteliti Litbangkes. Yang berhak mengumumkan itu Omicron adalah Litbangkes," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dr Nursaidah Sirajuddin saat dikonfirmasi, Sabtu.

Sampel yang dikirim ke Litbangkes Kemenkes di Jakarta, kata dia, ada 11 sampel. Kini sedang diteliti apakah benar atau tidak varian Omicron. Sejauh ini belum ada informasi lebih lanjut dari hasil pemeriksaan di Litbangkes Kemenkes RI atas sampel tersebut.

Sementara Ketua Tim Epidemiologi COVID-19 Kota Makassar, Ansariadi mengatakan Omicron muncul setelah bermutasi dari virus varian Delta yang sebelumnya dari virus COVID-19.

Baca juga: Program vaksinasi COVID-19 di Makassar capai 83,3 persen

Baca juga: Sleman studi penanganan COVID-19 di Kota Makassar

Meski telah diprediksi serangan virus ini kembali terjadi gelombang ketiga termasuk varian Omicron, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak abai dalam menerapkan protokol kesehatan karena telah menjadi kewajiban, salah satunya mengenakan masker saat beraktivitas.

Kendati belum ada pengumuman kasus baru Omicron, khususnya di Kota Makassar, tapi telah ditemukan suspek, meski belum bisa dipastikan, pihaknya terus mengingatkan masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan karena penyebarannya sangat cepat dibanding Delta.

Walaupun ada kasus 01 Omicron di Kabupaten Takalar, Sulsel. Pasien terinfeksi dari Pulau Aru, Maluku karena bekerja di sana, lalu dibawanya pulang, kata dia, kasus itu harus menjadi perhatian serius demi pencegahan penyebaran virus.

Salah satu upaya untuk mencegah penularan virus dengan penguatan kekebalan tubuh melalui vaksinasi COVID-19 secara lengkap baik dosis satu, dua hingga vaksin penguat (booster).

"Untuk itu, perlu penekanan terhadap upaya vaksinasi bagi masyarakat. Alasannya, orang yang sudah divaksinasi memiliki kekebalan tubuh lebih kuat dibandingkan yang belum divaksin serta bisa menekan angka kematian," paparnya menekankan.*

Baca juga: Pulang dari Makassar, dua warga Cibadak Sukabumi positif COVID-19

Baca juga: Relawan Kawan Sandi menggelar vaksinasi massal di Makassar

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022