Selama ini persepsi emansipasi itu salah karena mengacu pada budaya Barat yang mengartikan bahwa emansipasi adalah upaya menyetarakan hak antara wanita dengan laki-laki
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Wakil Menteri Amerika Serikat untuk Demokrasi dan Urusan Global, Maria Otero, bertukar pikiran dengan tokoh wanita yang di Bali tentang permasalahan kesehatan, ekonomi dan lingkungan yang dialami kaum hawa di wilayah tersebut.

Otero bertukar pikiran saat bertemu dengan beberapa tokoh wanita Bali, di antaranya spiritualis kondang Bali, Prof Ni Luh Suryani, dan dari negaranya di Grand Hyatt, Nusa Dua, Minggu.

Acara pertemuan yang berlangsung santai dan tidak terlalu formal itu berlangsung sekitar satu jam.

Dalam pertemuan itu, dia mendengarkan apa saja yang dilakukan para tokoh wanita Bali yang hadir dari berbagai kalangan dengan latar bidang yang berbeda itu.

Setelah mendengarkan penjelasan tentang kegiatan apa saja yang disampaikan dari tokoh-tokoh wanita yang hadir tersebut, Otero menyampaikan keinginannya dan mengajak para tokoh itu untuk terus meningkatkan akses dan partisipasi wanita dalam berbagai bidang terutama politik.

Selain itu mengajak untuk mengajak untuk bisa menciptakan perubahan dalam masyarakat tentang kehidupan berdemokrasi.

"Saya sangat senang mendengar penjelasan tentang apa saja yang hal yang telah dilakukan oleh anda semua. Saya rasa semua yang kalian lakukan itu sangat penting," kata Otero di sela-sela pertemuan tersebut.

Dia mengatakan, dirinya cukup tertarik dengan penjelasan tentang kesehatan mental karena masalah kesehatan merupakan isu yang cukup penting dan selalu menjadi perhatiannya.

Dalam pertemuan itu, Prof Luh Ketut Suryani, seorang ahli psikiatri dan spiritualis Bali menjelaskan, tentang kondisi kesehatan mental yang dialami masyarakat Pulau Dewata.

"Cukup banyak warga Bali yang mengalami gangguan jiwa kronis terutama setelah Bom Bali," katanya.

Selain menjelaskan tentang kesehatan mental secara umum, Suryani pun menyinggung masalah emansipasi yang selama ini dianggapnya banyak yang salah menafsirkannya.

Prof Suryani secara tegas mengatakan, salah jika menganggap kaum wanita itu lemah dan tersingkirkan, padahal kaum hawa itu sebenarnya kuat.

"Selama ini persepsi emansipasi itu salah karena mengacu pada budaya Barat yang mengartikan bahwa emansipasi adalah upaya menyetarakan hak antara wanita dengan laki-laki," ujarnya.

Sebab dalam budaya Bali, emansipasi itu adalah menciptakan keseimbangan dan keharmonian peran antara kaum wanita dan laki-laki.

Pada pertemuan itu, selain Prof Suryani hadir juga dari berbagai kalangan mulai akademisi, pejabat pemerintah, aktivis dan pemimpin perusahan sampai tokoh masyarakat di Pulau Dewata. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011