"Pemerintahan sekarang harus tetap melanjutkan visi dan misinya hingga selesai, ditandai dengan Pemilu, kita tidak menginginkan pemerintah sampai jatuh di tengah jalan," katanya di Bangkulu, Sabtu.
Oleh karena itu, ia menilai, desakan masyarakat yang semakin kuat akibat ketidakpuasan dan kekecewaan sehingga mengakibatkan kehilangan kepercayaan pada pemerintah, perlu diwaspadai.
Jika tidak, menurut Surya, maka kondisi ini akan semakin membuat anarkisme dan kekacauan dalam negeri, masyarakat yang kecewa, masyarakat yang yang kehilangan kepercayaan akan mudah terprovokasi.
Ia juga mengemukakan, Indonesia saat ini membutuhkan keteladanan pemimpin yang baik mulai dari pusat hingga tingkat terendah.
Indonesia tidak menginginkan para pemimpin hidup dalam pragmatisme, dan tidak adanya rasa rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, yakni cita-cita kebangsaan.
Menurut dia, kondisi ini semakin diperparah dengan hilangnya para pemikir besar Indonesia, karena minimnya rasa rela berkorban untuk bangsa.
Sedikit-dikitnya para pemikir dan pekerja yang rela berkorban untuk bangsa menyebabkan cita-cita reformasi hampir gagal.
"Cita-cita, gagasan, ide, tidak berhasil mencapai objek target, otonomi daerah justru menghasilkan raja-raja kecil, amandemen UU justru melahirkan Perda-Perda yang mengancam NKRI," ujarnya.
(T.ANT-291/H-KWR)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011