Denpasar, (ANTARA News) - Proyek percontohan hutan bakau kerjasama Departemen Kehutanan RI dengan "Japan International Cooperation Agency/JICA" di kawasan Mangrove Suwung, Bali Selatan, cukup berhasil dalam mengembangkan dan melestarikan kawasan tersebut. "Kawasan hutan bakau yang subur dan lebat itu ditata sedemikian rupa, yang dihubungkan dengan jalan setapak, sehingga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat kota Denpasar dan sekitarnya," kata Ketua Pusat Informasi Mangrove Bali, Arief Mahmud, di Denpasar, Jumat (27/1). Ia mengatakan, selain masyarakat lokal menjadikan kawasan hutan bakau sebagai tempat rekreasi seperti memancing ikan, wisatawan mancanegara senantiasa juga berkunjung ke lokasi tersebut. Dalam setahun tidak kurang dari 6.000 wisatawan mancanegara atau setiap bulannya rata-rata 500 orang ikut jalan-jalan di kawasan hutan bakau. Kawasan hutan bakau, yang lokasinya memanjang di pesisir selatan pantai Bali, atau di sekitar kawasan Pelabuhan Benoa, penanamannya masih terus dilakukan secara berkesinambungan. "Kawasan hutan bakau yang ditangani secara intensif dengan bantuan seorang tenaga ahli dari Jepang, sejak tahun 2001 hingga sekarang telah banyak mengalami kemajuan," kata Arief Mahmud. Kawasan hutan bakau yang memiliki areal seluas 1.373 hektar itu terus diupayakan penanaman dan pemeliharaan, dengan harapan mampu berfungsi sebagai "paru-paru" kota. Selain itu, mampu menangkal terjadinya abrasi pantai, tsunami sekaligus sebagai "rumah" aneka jenis fauna dan biota laut lainnya serta menghambat proses penetrasi air laut ke daratan. Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Bali, Ir Made Sulendra menambahkan, kawasan hutan bakau Suwung dijadikan sebagai proyek percontohan tingkat nasional menuntut peranserta semua pihak untuk menjaga kawasan tersebut dengan baik. Peranserta masyarakat tersebut antara lain mengganti setiap tanaman bakau yang mati dengan tanaman baru yang telah disediakan, sehingga kawasan hutan menjadi tetap lebat dan lestari. Pihak pengelola mempunyai persediaan ratusan ribu bibit bakau yang siap ditanam di sejumlah kawasan hutan bakau di Bali. Selain di kawasan Tanjung Benoa, Bali Selatan, kawasan serupa juga terdapat di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Klungkung dan Bali Utara, dengan areal seluruhnya 3.305 hektar. Tanaman bakau yang akarnya sangat rapat itu mempunyai syarat khusus, yakni dapat hidup pada tanah di tepi pantai berlumpur, namun kondisi pantai di Bali tidak semuanya mempunyai persyaratan seperti itu. "Ratusan ribu pohon persediaan bibit bakau akan ditanam secara bertahap, melibatkan peranserta masyarakat maupun PNS," demikian Sulendra. Bahkan Gubernur Bali, Dewa Beratha beberapa waktu sebelumnya sempat berbaur dengan ratusan PNS menanam bibit bakau di rawa-rawa yang becek di kawasan hutan bakau Suwung.(*)

Copyright © ANTARA 2006