"Kita seakan-akan sudah tidak mampu dan berdaulat di negara kita sendiri, selalu kalah dalam berkompetisi apa saja. Seolah-olah prestasi anak bangsa sekitar 280 juta jiwa lebih ini tidak memberikan nilai yang signifikan," katanya di Bengkulu, Sabtu.
Padahal, menurut dia, Tuhan memberikan berbagai hal yang sangat menakjubkan di negeri ini dan bangsa Indonesia tidak bisa memanfaatkan potensi-potensi karena mengalami krisis moral.
Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Pondok Pesantren Hidayatul Qomariyah Jalan Sukamaju Padang Serai Kampung Melayu Kota Bengkulu dan menyerahkan sejumlah bantuan.
Ia mengatakan, Indonesia memerlukan pembangunan mental spiritual untuk kebangkitan negara ini.
"Seharusnya kita mengutamakan pembangunan moral atau mental spiritual melalui pondok pesantren salah satunya. Bila moral sudah baik, saya yakin pembangunan fisik di Indonesia akan berhasil sehingga masyarakat pun menjadi sejahtera," katanya.
Ia mengharapkan kekuatan yang semakin kuat dari semua energi yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan dalam segala aspek kehidupan baik menyangkut masalah sosial, ekonomi, politik, keamanan dan secara khusus menyangkut nilai-nilai peradaban yang harusnya semakin kokoh.
"Kekuatan semua aspek kehidupan yang ada di Indonesia inilah merupakan sebuah inspirasi bagi kita semua yang lahir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita melihat, merasakan dan berpulang kepada diri kita untuk melihat dengan hati dan akal sehat kita," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat memiliki pilihan dalam menghadapi krisis moral yang terjadi di Indonesia saat ini. Pilihannya adalah berdiam diri, bertopang dagu, bersikap masa bodoh pada seluruh hiruk pikuk yang terjadi dalam proses dan problem pada kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
"Tetapi, sebaiknya kita mau memposisikan sebagai warga negara yang pro aktif ikut bertanggung jawab terhadap maju mundurnya roda kehidupan bangsa dan negara yang kita cintai ini. Kalau bangsa ini bisa lebih baik kenapa tidak kita dukung agar bangsa ini berjalan cepat dalam pembangunan," katanya.
Ia berharap, rakyat Indonesia harus berani mementingkan dan mendahulukan kepentingan yang lebih besar dibandingkan dengan kepentingan yang kurang penting serta harus berani menaklukkan rasa ego pribadi masing-masing,
"Mari kita membangun semangat kebangsaan di negeri ini. Kita mau harkat dan martabat bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan diakui oleh bangsa lain didunia ini. Itu misi kita bersama," katanya menambahkan.
(T.ANT-213/M027)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011