Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengoptimalkan program "3T" (tracing, testing dan treatment) dan "5M" serta percepatan vaksinasi sebagai upaya mencegah dan mengendalikan COVID-19, khususnya varian Omicron.
"Hal itu adalah langkah antisipatif dan preventif yang disiapkan secara matang sebagai upaya mengendalikan Omicron," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat.
Pada program "5M", yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan diharuskan kepada masyarakat agar selalu dipatuhi.
Baca juga: Dinkes Jatim catat 108 orang terpapar COVID-19 varian Omicron
Baca juga: Gubernur Jatim harapkan uji klinis Vaksin Merah Putih berjalan lancar
Lonjakan kasus COVID-19 secara nasional terlihat sejak pekan ke-3 Januari 2022, bahkan Kementerian Kesehatan RI pada Rabu (2/2) menyebut Indonesia telah resmi masuk gelombang ketiga kasus corona.
Berdasarkan data Kemenkes RI pada 4 Februari 2022, tercatat 32.211 kasus baru terdeteksi secara nasional, dan di Jatim tercatat 1.679 kasus baru.
Berdasarkan kondisi tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Forkopimda, jajaran pemprov, pemkab/pemkot se-Jatim telah menyiapkan sejumlah "jurus" guna menangani dengan sigap gelombang ketiga di Jatim.
Langkah tersebut, kata dia, dilakukan dengan melakukan upaya preventif atas lonjakan kasus yang biasa terjadi usai libur panjang. "Kami sudah siapkan rencana sejak November 2021, sehingga lonjakan kasus diharapkan bisa terantisipasi," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Kendati secara nasional kasus merangkak naik, termasuk di Jatim, masih terkendali dan indikator penanganan pandemi masih sesuai standar WHO.
Sementara berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Jatim per 3 Februari 2022, Khofifah memaparkan kapasitas testing di Jatim mencapai 4 kali standar WHO, yakni 160-180 ribu tes PCR per pekannya.
Dengan testing memadai, persentase positivity rate di Jatim tercatat 1,72 persen atau sesuai dengan standar WHO, yakni di bawah 5 persen.
Lebih lanjut, gubernur mengatakan persentase tracing dari kasus positif di Jatim masih dalam kondisi memadai, yakni 15,64.
Hal tersebut sesuai standar yang ditetapkan Kemenkes RI, yakni 15 orang per 1 kasus, jika dibandingkan dengan tracing ratio nasional saat ini berada di angka 8,92.
Baca juga: Gubernur Jatim; Jangan panik hadapi ancaman DBD, namun harus waspada
Mantan Menteri Sosial itu menyampaikan dalam upaya penanganan COVID-19, yaitu dengan menggencarkan vaksinasi membuat capaian ketiga (booster).
"Kami bersama tiga pilar plus pemerintah daerah, TNI/POLRI, DPRD/parpol, plus tokoh agama, tokoh masyarakat maupun pentahelix approach yang melibatkan pemerintah, kampus, media, sektor swasta dan masyarakat untuk terus menggenjot capaian vaksinasi," tuturnya.
Capaian vaksinasi dosis pertama Jatim mencapai 87,6 persen atau setara dengan 27.878.421 dosis tersuntikkan, sedangkan dosis kedua mencapai 64,56 persen atau setara dengan 20.545.928 dosis. Sementara vaksinasi anak (6-11 tahun) sebanyak 2.244.708 anak di 38 daerah se-Jatim.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022