London (ANTARA) - Ilmuwan Inggris ingin memberdayakan obat antivirus yang sudah ada untuk mengobati COVID-19, menurut Universitas Oxford pada Jumat, dalam upaya mempercepat proses pengembangan melalui obat yang sudah tersedia.

Pertama, para ilmuwan akan menyaring 138 obat dengan kinerja antivirus yang diketahui melawan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 untuk mempelajari sekaligus mengidentifikasi kombinasi obat yang ampuh, kata pihak kampus lewat pernyataan, Jumat.

Penyebaran cepat Omicron di seluruh dunia juga memaksa para ilmuwan untuk menemukan sejumlah opsi yang efektif melawan varian tersebut. Inggris saat ini mencatat kasus COVID-19 tertinggi ketujuh di dunia, menurut Reuters.

Kombinasi obat paling ampuh yang ditemukan melalui proyek tersebut akan dipaparkan di hadapan otoritas Inggris, termasuk Satgas Antivirus dan UK-CTAP, sehingga kombinasi tersebut dapat dilanjutkan untuk dilakukan uji klinis, katanya.

"Ada banyak manfaat dengan ditemukannya pengobatan baru lewat cara ini," kata salah satu peneliti inti dalam proyek tersebut, Ultan Power.

"Obat-obat itu telah melalui seluruh pemeriksaan yang diperlukan sehingga kami tahu bahwa obat-obat tersebut aman dan sudah tersedia, sehingga dapat diberikan dan digunakan di rumah, (untuk) membantu mengurangi beban sistem kesehatan."

Proyek senilai 1,6 juta pound (sekitar Rp31,11 miliar) itu kini dipimpin oleh Queen's University Belfast bersama para pakar dari Queen's, Universitas Liverpool dan Oxford serta didanai oleh Dewan Riset Medis Inggris.

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi Inggris: Vaksin COVID-19 mRNA beri efek 'booster' terbesar

Baca juga: Obat generik COVID-19 akan diproduksi 27 perusahaan farmasi

Pemerintah jajaki 3 jenis obat COVID-19 baru

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022