Zurich (ANTARA News) - Mohamed bin Hammam mengaku dia memperkirakan "putusan bersalah" sesudah memilih tidak menghadiri sidang komite etika FIFA selama dua hari terkait dugaan suap terhadap dirinya Jumat.
Warga negara Qatar berusia 62 tahun, yang diskors dari seluruh kegiatan persepakbolaan sejak 29 Mei, itu
dituduh berupaya membeli jabatan presiden FIFA dengan menawarkan hadiah uang tunai sebesar 40.000 dolar kepada para pejabat sepakbola Karibia untuk mendapatkan suara mereka.
Presiden Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) itu dijadualkan hadir di depan lima orang panelis komite etika yang diketuai oleh hakim Namibia Petrus Damaseb di markasbesar FIFA di Zurich.
Namun, sebuah sumber yang dekat dengan Bin Hammam mengatakan kepada AFP bahwa dia memilih menjauh dan menyerahkan kasusnya ke tangan para pengacaranya.
Dalam sebuah posting di blog pribadinya Jumat, Bin Hammam menyatakan kembali tekadnya untuk mengalahkan tuduhan itu tetapi juga membuka pintu terhadap tindakan hukum lebih jauh seperti jika yang terjadi bahwa, seperti yang secara luas diperkirakan, dia diganjar larangan seumur hidup.
"Nampaknya kemungkinan FIFA sudah mengambil keputusannya berminggu-minggu sebelumnya," tulisnya. "Jadi, tak seorang pun dari kita musti heran apabila keputusan bersalah kembali lagi.
"Selebihnya yakinlah bahwa keadilan pada akhirnya akan menang, apakah melalui Komite Etika FIFA, Pengadilan Penengah Olahraga atau, jika perlu, melalui pengadilan lain atau proses hukum di pengadilan dimana kami setara dan tidak ada pengistimewaan yang di berikan bagi pihak manapun."
Tuduhan korupsi memicu Bin Hammam mundur dari pencalonan presiden FIFA, memampukan mantan sekutunya Sepp Blatter meraih periode jabatan keempat berturut-turut pada awal Juni.
Kasus Bin Hammam sedang dalam pembahasan berbarengan dengan kasus Debbie Minguell dan Jason Sylvester, para pejabat sepakbola regional yang diduga telah memfasilitasi pertukaran tersebut pada pertemuan puncak Persatuan Sepakbola Karibia (CFU) pada Mei.
Baik Minguell maupun Sylvester diperkirakan tidak menghadiri dengar pendapat Jumat, yang berlangsung
secara tertutup.
Mantan wakil presiden FIFA dan presiden CONCACAF Jack Warner juga dikenai tuduhan diduga berperan dalam urusan tersebut, tetapi pengunduran dirinya kemudian dari arena persepakbolaan memastikan FIFA mencabut tuduhan terhadapnya.
Sementara itu, Blatter dibersihkan dari pelanggaran menyusul klaim Bin Hammam bahwa dia mengetahui perihal pembayaran gelap tersebut.
Dalam sebuah perkembangan baru Jumat, BBC mengklaim telah menerima informasi yang secara langsung mengaitkan Warner dengan bundelan uang tunai yang diduga dibagikan pada pertemuan CFU tersebut.
Organisasi tersebut mengutip sebuah laporan yang ditulis oleh sekretaris jenderal Angenie Kanhai, dimana dia menggambarkan diberi sebuah tas berisi amplop-amplop uang oleh Warner.
"Saya datang ke kantor Pak Warner sekitar pukul 2:30 malam pada 10 Mei dan mengambil sebuah tas terkunci bersama anak kuncinya di saku depan," sebut Kanhai dalam laporan tertulisnya.
"Tas itu berisi 26 amplop, amplop-amplop ini tidak bertulisan dan terlipat dan tersegel. Saya tidak melihat satu pun amplop yang terbuka dan menyerahkan kepada Debbie Minguell dan Jason Sylvester untuk membagikannya (kepada delegasi CFU).
"Hari berikutnya saya bertemu dengan Debbie dan Jason untuk makan pagi di hotel dan mereka memberitahu saya bahwa amplop-amplop tersebut berisi uang tunai."
BBC mengatakan dokumen tersebut telah diserahkan kepada komite etika dan menambahkan bahwa Kanhai diharapkan akan memberikan kesaksian di Zurich Jumat.
Ketidakhadiran Bin Hamman, ditambah dengan keterangan fatal di posting blog terakhirnya, mengesankan dia sepenuhnya mengharapkan komite itu untuk menjatuhkan larangan seumur hidup di seluruh dunia ketika mereka menyampaikan keputusan mereka Sabtu.
Sebuah bocoran laporan awal komite tersebut mengklaim terdapat bukti "melimpah" untuk menghukum pelanggaran Warner dan Bin Hammam.
Mantan direktur FBI Louis Freeh memimpin penyelidikan selanjutnya dan mendapati bahwa, meskipun banyak bukti "tidak langsung" melawan Bin Hammam, namun bagaimanapun juga "memaksa". (ANT/K004)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011