Sl (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengevakuasi 16 siswa Boarding School Al Azhar ke selter Isolasi Terpadu (Isoter) Asrama Haji Sleman, Jumat.

"Hari ini kami lakukan evakuasi 16 siswa SMA dari Al Azhar ke selter Isoter Asrama Haji Sleman," kata Koordinator Isoter Satgas COVID-19 Kabupaten Sleman Makwan di Sleman.

Dengan evakuasi 16 siswa tersebut, saat ini total ada 74 siswa tingkat SMP maupun SMA berikut ustadz (guru pengajar) di sekolah tersebut yang dibawa ke selter Isoter Asrama Haji Sleman.

Baca juga: Satgas COVID-19 Sleman evakuasi puluhan pasien ke selter asrama haji

"Evakuasi 16 siswa menyusul evakuasi sebelumnya, yakni pada Senin (31/1) malam sebanyak 43 orang, berikutnya 9 orang, selanjutnya satu orang, lagi dan tambah lima orang lagi, hingga total 74 orang," katanya.

Makwan mengatakan evakuasi 16 siswa hari ini menggunakan lima ambulans. Empat ambulans mengangkut pasien dan satu ambulans digunakan untuk mengangkut barang milik siswa.

"Dengan masuknya 16 pasien ini, Isoter Asrama Haji saat ini terisi 94 pasien dari kapasitas 136 tempat tidur. Sementara, Rusunawa Gemawang dari kapasitas 101 tempat tidur sudah terisi sembilan pasien," kata Makwan yang juga Kepala Pelaksana BPBD Sleman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengatakan selain di Al Azhar, kasus COVID-19 juga ditemukan di sejumlah sekolah di Sleman.

"Perkembangan kasus COVID-19 lingkungan sekolah di Sleman yang pertama di SMP Al Azhar dan sudah dilakukan pelacakan. Saat ini yang positif COVID-19 sudah melakukan isolasi di Asrama Haji. Kondisi mereka saat ini baik-baik saja," katanya.

Menurut dia, setelah itu kasus COVID-19 ditemukan di SMP Negeri 2 Depok 31 Januari 2022. "Ada satu orang TU yang positif terpapar COVID-19 setelah melakukan pelacakan mandiri. Setelah itu dilakukan tracing, baik bagi guru maupun siswa di SMPN 2 Depok dengan jumlah 29 kontak erat," katanya.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di sekolah swasta bertambah sembilan orang

Dari hasil tracing tersebut, ditemukan ada tiga guru yang positif COVID-19, termasuk kepala sekolah dan untuk siswanya tidak ada. "Jadi di SMPN 2 Depok total ada empat guru yang positif COVID-19, salah satunya kepala sekolah," katanya.

Kasus COVID-19 juga ditemukan di SD Salman Alfarizi di Kecamatan Mlati. "Ini juga awalnya ditemukan satu orang anak terpapar COVID-19, kemudian di tracing satu kelas dan ditemukan tujuh siswa positif dan satu guru positif COVID-19. Semua yang positif sudah isolasi mandiri di rumah dan sudah berjalan empat hari. Sampai sekarang kondisinya baik-baik saja," katanya.

Selanjutnya di SD Lukmanul Hakim Kecamatan Ngaglik, pada 29 Januari diduga satu orang siswa juga terpapar COVID-19. Kemudian dilaksanakan tracing pada 49 siswa dan 10 orang guru.

"Hasil tracing, ada delapan siswa positif COVID-19, dan satu guru positif. Ini sudah isolasi mandiri beberapa hari," katanya.

Baca juga: Disdik Sleman siapkan PTM 50 persen antisipasi lonjakan COVID-19

Baca juga: Dinkes Sleman laporkan kasus COVID-19 sekolah swasta tambah 27 orang

Kemudian di SMP Negeri 1 Ngaglik, pada 31 Januari ada satu orang guru dari perjalanan luar kota, ternyata setelah periksa positif terpapar COVID-19. "Selanjutnya dilaksanakan tracing pada guru dan siswa, setelah hasilnya keluar ada empat orang guru yang positif. Karena, tiga orang guru sudah sempat mengajar di kelas lain, maka dilakukan tracing terhadap 200-an siswa. Hasilnya ada empat siswa positif COVID-19," katanya.

Yang terakhir di SD Negeri Cebongan Kecamatan Mlati, ada empat siswa kelas 4 positif terpapar COVID-19. "Hari ini tadi sudah dilakukan tracing semua siswa kelas 4 oleh Puskesmas Mlati 2. Hasilnya belum keluar," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022