Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berjanji bakal memesan sejumlah inovasi teknologi karya para peneliti ​​​Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Pasti (pesan), pasti kalau memang sudah (diuji). Saya sudah janji kalau uji coba prototipe-prototipe berhasil itu kita akan pesan," kata Prabowo seusai mengamati sejumlah inovasi teknologi pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) karya peneliti Fakultas Teknik UGM yang dipamerkan di Balairung UGM, Yogyakarta, Jumat.

Sejumlah UAV besutan UGM yang dipamerkan, antara lain Peluru Kendali (Rudal) Pasopati yang telah diuji terbang pertama pada 2017, UAV Amphibi Gama V2 yang mampu melakukan monitoring serta memetakan kondisi gunung berapi aktif, serta Palapa S-1 yang merupakan drone pemantau spesialis di medan sulit.

Baca juga: Menhan kembali tegaskan dukungan Indonesia untuk Palestina

Menurut Menhan, sejumlah inovasi besutan dosen serta mahasiswa Departemen Teknik Mesin UGM itu merupakan karya anak bangsa yang patut dibanggakan.

Ia berharap kelak banyak inovasi lain yang muncul dari kampus-kampus di Tana Air.

"Ini suatu inovasi yang membanggakan ya, kita berharap dari kampus lebih banyak inovasi dan hasil karya. Kita sangat butuh teknologi, kita sangat butuh," ucap Prabowo.

Baca juga: Menhan: Pandemi jadi alarm untuk fokus perhatikan masalah medis
Baca juga: Menhan Prabowo dukung pemasaran pesawat CN-235 ke luar negeri

Menurut dia, kalangan akademisi perlu terlibat dalam mendukung kekuatan pertahanan negara melalui inovasi-inovasi teknologi.

"Pertahanan kita akan kuat kalau teknologi kita kuat. Negara akan kuat kalau pertahanan kuat. Jadi semua ini mata rantai. Kalau ekonomi kuat industri harus kuat, industri butuh teknologi, teknologi akan menghasilkan pertahanan kuat, pertahanan kuat akan menjamin negara kuat dan makmur," ujar Prabowo.

Menhan Prabowo Subianto mengamati Palapa S-1 yang merupakan drone pemantau spesialis di medan sulit karya peneliti Fakultas Teknik UGM yang dipamerkan di Balairung UGM, Yogyakarta, Jumat. (ANTARA/Luqman Hakim)

Dalam kesempatan itu, salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik Mesin UGM Ditya Farhas menjelaskan Rudal Pasopati adalah jenis rudal jelajah yang mampu menarget sasaran diam dengan ketinggian rendah sehingga tidak terdeteksi radar.

Rudal Pasopati, kata dia, dilengkapi roket booster karena dirancang untuk mengejar dengan kecepatan tinggi. "Bisa menempuh kecepatan 130 kilometer per jam," kata dia.

Dikutip dari laman resmi UGM, pada 2017 Rudal Pasopati generasi pertama berhasil melalui uji terbang pertama di lapangan udara yang dikelola oleh TNI Angkatan Udara di daerah Gading, Wonosari, Yogyakarta.

Rudal Pasopati ini memiliki panjang 170 cm, diameter 17 cm, dan berat kosong 0,9 kg. Penggunaan "electric ducted fan" (EDF) dipilih karena memiliki karakteristik yang mirip dengan turbojet namun memiliki keuntungan tambahan karena lebih mudah dikendalikan.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022