Kebohongan elit yang dipertontonkan di depan publik, mengganggu mental anak dan menyebabkan krisis keteladanan.
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni`am Sholeh mengatakan, anak Indonesia saat ini membutuhkan teladan kejujuran.

"Anak Indonesia butuh teladan kejujuran, perilaku elit politik yang saling tuding dan fitnah mempertontonkan perilaku kebohongan yang bertentangan dengan semangat perlindungan anak," kata Asrorun, di Jakarta, Jumat.

Dikatakannya, fenomena contek massal saat ujian, fenomena konflik antar elit KPU, elit partai dan konflik antara elit lainnya meniscayakan kebohongan dan ketidakjujuran salah satu pihak yang berseteru.

Kebohongan elit yang dipertontonkan di depan publik menurut Asrorun, mengganggu mental anak dan menyebabkan krisis keteladanan.

Terkait peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 27 Juli, menurutnya sudah saatnya seluruh elemen untuk mengarusutamakanhak anak dan menjadikan pemenuhan anak sebagai faktor utama dalam pengambilan kebijakan publik.

"Perlindungan anak Indonesia merupakan tanggung jawab bersama orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Perlu ada kesadaran kolektif untuk melihat pentingnya pemenuhan hak anak," katanya.

Lebih lanjut dikatakan Asrorun, perlindungan anak memiliki dua substansi yaitu pertama, pemenuhan hak-hak dasar yang meliputi hak agama, kesehatan, pendidikan dan sosial.

Kedua, perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Selama ini pemegang kebijakan belum seluruhnya memiliki perspektif perlindungan anak dalam menjalankan amanah pembangunan.

Ia mencontohkan, misalnya masalah infrastruktur, jarang sekali pembangunan jalan, gedung dan juga fasilitas sosial serta fasilitas umum maupun layanan publik yang memperhatikan kebutuhan anak.

"Perilaku politisi yang mempertontonkan pertikaian dan kebohongan juga sangat tidak perspektif anak," katanya.

(D016)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011