Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama meminta informasi dan narasi tentang Presidensi atau Keketuaan G20 harus dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat awam agar menjadi isu bersama.
Setya menjelaskan bahwa komunikasi yang tepat dapat menjangkau pemahaman masyarakat agar Presidensi G20 tidak terkesan sebagai isu yang elitis.
"Di kalangan sebagian masyarakat awam berkembang persepsi publik yang menyatakan bahwa isu G20 adalah isu elitis, isu yang tidak terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan kita bersama bagaimana membumikan narasi G20 agar mudah dimengerti dan dipahami masyarakat," kata Setya dalam acara "Kick Off" Setneg Mantul Road to G20" secara virtual, Jumat.
Baca juga: KSP: Keketuaan G20 bisa jadi warisan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
Baca juga: Kemensetneg sebut tren digital ekonomi peluang manfaatkan G20
Setya menjelaskan bahwa melalui strategi komunikasi yang tepat dan penyampaian pesan yang efektif, Negara diharapkan mampu menggalang partisipasi publik dalam menyukseskan Presidensi G20.
Adapun Indonesia mendapat kehormatan sebagai negara Keketuaani G20 yang dihelat mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Melalui penyelenggaraan forum kerja sama multilateral itu, diproyeksikan meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.
Penambahan Produk Domestik Bruto juga tercatat meningkat hingga Rp7,4 triliun dengan pelibatan tenaga kerja serta UMKM sebanyak 33 ribu di berbagai sektor.
Baca juga: Sebaran informasi G20 penting untuk tingkatkan kepercayaan masyarakat
"Manfaat nyata untuk masyarakat Indonesia seperti UMKM, penyerapan tenaga kerja, dan menggeliatnya sektor pariwisata yang terdampak besar akibat pandemi COVID-19, serta sektor turunannya," tutur Setya.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah G20 telah menorehkan sejarah baru mengingat pertama kalinya forum kerja sama multilateral itu diselenggarakan di Indonesia, sejak forum dibentuk pada tahun 1999.
Melalui tema utama Recover Together, Recover Stronger, Indonesia juga mengajak seluruh negara dunia untuk bahu-membahu pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022