Selama ini, setiap bayi penderita gastroschisis selalu kami sarankan dirujuk ke luar Bengkulu
Bengkulu (ANTARA News) - Bayi penderita gastroschisis atau usus di luar tubuh meninggal dunia Kamis dini hari (27/7) setelah menjalani perawatan selama dua hari di Rumah Sakit Umum Daerah, M Yunus, Bengkulu.
"Kami sudah berusaha memberikan perawatan, namun bayi penderita gastroschisis itu tidak tertolong," kata Yanuar Hasyim, dokter spesialis bedah di RSUD, M Yunus, di Bengkulu, Jumat.
Ia menjelaskan, tiga jam setelah meninggal dunia jenazah bayi langsung dibawa pulang orang tuanya untuk dimakamkan di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah.
"Sebelum meninggal dunia kami telah menyarankan agar pasien dirujuk ke rumah sakit di Palembang atau Jakarta. Tetapi sang bayi meninggal dunia sebelum sempat berangkat untuk dirujuk," katanya.
Bayi berjenis kelamin perempuan tersebut sebelumnya harus dirujuk karena keterbatasan peralatan dan kurangnya dokter spesialis di RSUD M Yunus Bengkulu.
"Bayi tersebut dirujuk agar mendapatkan perawatan lebih maksimal sehingga harapan hidupnya lebih tinggi. Selama ini, setiap bayi penderita gastroschisis selalu kami sarankan dirujuk ke luar Bengkulu," katanya.
Selama di RSUD M Yunus Bengkulu, pasien menjalani perawatan dalam inkubator Ruang Mawar. Untuk membantu pernafasan, pasien dibantu selang oksigen melalui hidung, konsumsi cairan dan obat melalui selang infus.
"Bayi itu memang sengaja belum diberikan susu untuk mengurangi aktivitas buang air besar. Bila bayi sering buang air besar maka akan mempercepat proses keluarnya usus dari dalam perut bayi. Usus yang keluar diperkirakan mencapai sekitar 50 persen," katanya.
Bayi gastroschisis bisa disebabkan berbagai hal antara lain kekurangan asupan gizi pada saat ibu hamil, kehamilan pada usia sangat muda dan terlalu sering seorang ibu melahirkan.
Sementara Amsuludin (37), paman pasien mengatakan, bayi yang belum diberi nama itu adalah anak pertama pasangan Gusti (20) dan Taswan (25), warga Desa Pekik Nyaring, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Sang bayi lahir pada 19 Juli 2011 sekitar pukul 13.00 WIB melalui pertolongan bidan di rumahnya di Desa Pekik Nyaring dengan berat badan tiga kilogram dan panjang tubuh 50 centimeter.
Karena bayi lahir dengan kondisi usus berada di luar tubuhnya, dua jam setelah lahir langsung dibawa ke RSUD M Yunus Bengkulu untuk mendapatkan perawatan. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011