New York (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi atau "mixed" pada Kamis waktu setempat, karena pemimpin zona euro meraih kesepakatan tentang penyelesaian krisis utang Yunani dan Badan Energi Internasional (IEA) mengumumkan tidak akan melepaskan cadangan minyak mentah tambahan.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 73 sen menjadi ditutup pada 99,53 dolar AS per barel.
Pada satu titik, WTI sempat diperdagangkan di atas 100 dolar AS - pertama kalinya setelah mencapai level psikologis penting sejak 10 Juni.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September turun 64 sen menjadi menetap pada 117,51 dolar AS di Intercontinental Exchange.
"Rally" terjadi karena pemimpin zona euro pada pertemuan puncak darurat di Brussels mencapai kesepakatan untuk membantu negara-negara yang dililit utang seperti Yunani, Irlandia dan Portugal dan mencegah krisis utang Eropa menyebar, lapor AFP.
Pasar saham AS dan Eropa melonjak dan euro melampaui 1,44 dolar karena rincian tentang kesepakatan itu muncul, di mana negara dalam kesulitan keuangan akan menerima pinjaman dengan tingkat bunga rendah dan jangka waktu lebih lama.
"Ini semua tentang apa yang terjadi di Eropa," kata Matt Smith, analis minyak Summit Energy.
"Kami melihat euro super kuat. Ini memberi dorongan di balik minyak mentah untuk bergerak hingga di atas 100 dolar."
Pedagang telah mempertahankan pandangannya pada situasi di Eropa keluar dari ketakutan bahwa default (gagal bayar) Yunani bisa memicu perlambatan ekonomi lebih luas di benua itu, memotong permintaan energi global.
Melemahnya dolar juga cenderung meningkatkan harga minyak. Karena harga minyak mentah dalam mata uang dolar, penurunan dolar AS biasanya mengarah ke peningkatan konsumsi minyak di luar Amerika Serikat.
Dalam perkembangan terpisah pada Kamis, Badan Energi Internasional mengatakan pihaknya "sekarang tidak mencari rilis tambahan" stok minyak dari cadangan minyak strategis negara konsumen.
Pelaku pasar telah menunggu untuk melihat apakah lembaga yang berbasis di Paris itu akan menindaklanjuti keputusan untuk menekan stok minyak strategis bulan lalu dengan penarikan lain.
Pada 23 Juni, IEA mengizinkan penarikan darurat stok minyak strategis negara-negara anggotanya untuk mengganti produksi yang hilang dari Libya dan untuk memberikan ekonomi global bantuan dari harga energi yang melambung. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011